19/05/13

Fanfiction : I Can't Say, I Don't Love You






Author                  : Lee Yoo Shin
Title                       : I can’t say "I don’t love you
Genre                    : Romance, Comedy
Type                      : OneShoot
Rating                   : 17+
Main Cast            : Yesung , Luna
Other Cast           : Donghae, Jonghyun, Jessica

Annyeonghaseyo... Eka Yuliasih Imnida :D Ini fanfiction pertama aku, maaf ya kalau agak aneh :D tapi meskipun pertama kalinya aku buat fanfic, ini asli karanganku, hasil pemikiranku dan imajinasiku *walau aneh* jadi apapun bentuknya jangan ada copas yaaa :) Happy reading blogers ^^

Pagi ini aku seperti biasa menjalani rutinas sehari hariku yaitu bekerja di salah satu agensi terkemuka di Korea Selatan. Kebetulan hari ini bos agensi ku akan mengadakan rapat bulanan yang biasa dilaksanakan awal bulan. 
“Annyeong Haseyo” sapaku sambil membungkukan badan. Ya seperti inilah adat yang aku gunakan saat memasuki lingkungan kantorku “Mozilla Entertainment."

Sesampainya aku di ruang rapat tak kusangka semua rekan kerjaku telah siap di tempatnya masing-masing, tinggal aku sajalah yang tertinggal. Tapi untungnya bosku belum datang, aku masih sedikit lega. 
“Annyeong Haseyo..Mianhae”  kataku dengan senyum.
“Gwaenchansseumnida.” Jawab salah satu rekan kerjaku , Jonghyun Oppa.
Bicara soal usia, aku adalah maknae. Jika para sunbae ku sudah berakting di beberapa judul film dan drama, aku baru 1 drama yang aku bintangi karena aku baru saja di training 2 tahun yang lalu dan baru membintangi drama di tahun 2012.
“Selamat pagi! Mian, rapat hari ini agak telat karena ada urusan yang harus saya tangani dahulu.” Kata bosku, Tuan Baek. Dengan sikapnya yang bijak dan pembawaannya yang enak, aku senang bisa memiliki bos seperti dia. 
“Baru saja saya mendapat telepon dari Sutradara drama, Kim Taeyeon, beliau menawarkan salah satu dari kalian untuk bermain dalam drama dan kebetulan beliau ingin menjadikan Yesung sebagai pemain utama Pria.” Jelas bosku membuka pembicaraan. 
 “Dan...” lanjutnya, ternyata beliau belum selesai berbicara. “ Kim Taeyeon memberitahu saya juga bahwa untuk lawan main Kau itu adalah Jessica. Bagaimana Yesung-sshi, apakah kau mau mengambil drama ini?” Tanya Tuan Baek dengan hati-hati. 
Yesung nampak berpikir, entah apa yang sedang ada dibenaknya itu. Jika Aku jadi Dia pasti langsung aku jawab “iya”. Itu sudah jelas sekali tak ada yang perlu difikirkan. Tapi apakah bosku mengumpulkan kami semua disini hanya untuk membicarakan ini? Pasti ada lagi. 
“Luna-ssi.” Suara panggilan namaku mengagetkanku.
“Ye?”
“Maukah kau terlibat cinta segitiga dengan Yesung?” Tanya Tuan Baek. Sontak aku kaget, ini aku yang salah mendengar ucapannya apa aku yang masih dalam dunia khayal? Kataku dalam hati.
“Emm.. begini, maksudnya, kau mau bermain bersama Yesung menjadi pemeran kedua wanitanya.” Tuan Baek mencoba menjelaskan kembali. Aku yang masih dengan tatapan heran mengiyakan tanpa bersuara.
“Baik kalau begitu akan saya konfirmasi kepada Kim Taeyeon. Saya anggap Yesung menyetujuinya. Dan perihal yang selanjutnya akan kita bahas yaitu adalah pemotretan aktris dan aktor Mozilla Entertainment. Saya sudah memutuskan pemotretan akan dilaksanakan Lusa, untuk kostum sudah saya siapakan, jangan lupa untuk datang ke studio di Gangnam jam 08.00. Jangan terlambat. Saya akhiri sampai disni rapatnya. Kamsahamnida.” Kata Tuan Baek. 
Aku masih heran, kenapa kami satu manajemen harus beradu akting? Dan secara tidak langsung menjadi second female itu pasti bakal ada adegan kisseu nya. Aku harus melakukannya dengan Yesung Oppa? Orang yang selama ini aku kenal baik. Aku tidak pernah membayangkan bila aku harus menempelkan bibirku ke Dia. Itu tidak mungkin. Bagaimana bisa? Aku memang ingin sekali bermain drama di tahun ini tapi apakah harus seperti ini? jika aku tahu bosku akan membicarakan ini, lebih baik hari ini aku pura-pura sakit atau pura-pura jenguk saudara saja. Setidaknya kan bisa diganti oleh rekan kerjaku yang lain. Tapi kenapa aku terlalu bodoh mengiyakan begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun. Ah jinjja!
Hari Pemotretan.... 
“Oppa... kau terlihat tampan sekali memakai jas.” Pujiku kepada Donghae Oppa. Donghae oppa merupakan orang terbaik yang ku kenal dari semua Oppa disini. Pernah aku bermimpi bisa beradu akting dengannya dan sekarang mimpi ku itu meleset jauh sekali!
“Komawoyo.” ucapnya sambil tersenyum. Lagi-lagi senyumnya bikin tubuhku meleleh.
 Pemotretan sesi pertama telah selesai. Di sela-sela break, aku berganti baju kostum dan kata salah satu fotographer disini mengatakan, “Luna-ssi, setelah ini kau akan berpose bersama dengan Yesung-ssi.” Karena aku samar-samar mendengarnya jadi aku katakan saja “Ye”. Setelah aku selesai mengganti kostumku dan make-up , aku bingung, kenapa hanya aku dan Yesung Oppa yang mengenakan warna yang sama denganku sedangkan yang lain beda? Aku jadi mulai curiga apa jangan-jangan? Ani ani! Aku cepat menghapus pikiranku itu. Jengjeng dugaanku benar. Aku harus berpose dengannya.
Saat ini yang aku pikirkan hanyalah profesional. Walaupun rasanya ingin sekali teriak yang kencang meluapkan semuanya, toh pada nantinya aku bakal ada adegan lebih dari ini dengan Yesung. 
Meski awalnya canggung, tapi lama-lama aku bisa membangun chemistry ini. Aku dan Yesung itu jarang berbicara, paling cuma sebutuhnya aja. Ya maklum usia aku dan dia terpaut cukup jauh 8 tahun. Meskipun begitu, ku akui Yesung Oppa awet muda. Dia tidak nampak seperti ahjussi.
Micheosseo! Aku tidak bisa beradu akting dengannya!” Teriakku dalam hatiku. Baru berpose tatap-tatapan saja rasanya mau mati. Eotteoke??
Dengan segala tenaga dan kekuatan yang ku punya pemotretanku selesai. Kufikir juga begitu, kami tak akan pernah berjumpa lagi sampai sesi pembacaan naskah.
1 bulan kemudian
Hari Pembacaan Naskah.... 
Kami para pemain dan kru-kru juga sutradara dan peulis skenario sudah berkumpul di Hotel bintang lima ternama di daerah Cheongdamdong. Aku sudah diberi buku naskah dengan sampulnya yang berwarna orange juga cover dari drama yang berjudul “Why So Serious?” Aku sedikit tertAwa membaca judul drama ini. Akan jadi karakter seperti apa aku di drama ini? Seorang yang jahatkah? Atau jangan-jangan aku digambarkan tergila-gila oleh si pemeran utama pria? Ini bisa saja.
Sang Sutradara mulai menerangkan karakter utama masing-masing kami. Beliau menjelaskan dengan jelas bagaimana masing-masing peran dari kami harus berakting dengan baik agar sesuai dengan masing-masing peran yang dibawakan. 
Aku mendapat peran sebagai Jung Ha Na, gadis ceria yang sangat mencintai teman masa kecilnya tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Tuh kan benar dugaanku. Peranku disini sebagai gadis yang tergila-gila padanya. Aku sampai tidak bisa membayangkan bagaiman aku harus berakting dengan karakter seperti ini. 
Hari pertama syuting...

Berhubung aku dan Yesung Oppa satu agensi jadi kami berangkat ke lokasi syutingnya sama-sama menggunakan mobil perusahaan. Di mobil hal yang aku lakukan adalah spik spik memegang naskah tapi sebenarnya itu tidak masuk ke otak. Sedangkan Yesung sendiri sedang asyik meng-update kehidupannya di jejaring sosial me2day.

Sampai di lokasi, aku baru mulai sadar bahwa naskahku belum ku hafal. Tepat pada bagian aku berdialog dengan Yesung. Aku masih punya waktu 1 jam untuk menghafal karena take yang pertama menceritakan masa kecilku dan Yesung. So sweet juga kalau dipiki-pikir.

1 jam berlalu...

Aku sudah bersiap dengan bekal naskah yang sudah menempel dalam memori otakku. Tak hanya itu, di adegan pertama ini aku harus berpelukan dengan Yesung Oppa.

“Hati hati, kau jangan sampai lupa untuk memelukku!” Suara yesung membuat aku ingin segera mengecilkan kepalanya itu.
“Ne, aku tidak akan lupa Opaa.” Kataku dengan gaya manis.

Suara sang sutradara memberi aba-aba pada kami, “1...2...3... ACTION!!.”

“Oppa Bogoshipo!.” Sambil berlari kecil lalu memeluk Yesung.
“Mian? Aku tidak mengenalmu. Kau mengenalku dengan baik kah?.”
“Ne, waktu aku berumur 5 tahun, kau pernah mengatakan di sini bahwa aku adalah adik kesayanganmu dan kau juga telah berjanji untuk menjadikan aku sebagai pacarmu saat aku berumur 23 tahun. Kau lupa oppa? Bagaimana bisa kau lupa? Yogi.. pohon ini jadi saksinya!” Tunjuk ku ke arah pohon itu. Sang sutradara belum memerintahkan aktingku untuk berhenti yang berarti aktingnku masih dalam keadaan baik dan tidak terjadi kesalahan.
“ahhh, oppa lupa. Mian.”
“Oppa....” kemudian aku menangis persis seperti anak SD dengan menggaruk garuk kakiku di rumput. Melakukan akting ini rasanya aku ingin kabur karena sehabis ini ada adegan yang menurutku akan ada 10 take lebih. Adegan itu dimana Yesung ingin membantu mengulurkan bantuan dengan mengulurkan tangannya kepadaku tapi kakinya tersandung oleh kakiku dan.......
“Gubrak!!!!!” Yesung jatuh dan kami saling bertatapan. Sungguh aku menjadi tidak enak beradegan seperti ini. Bagaimana nanti aku harus beradegan ciuman dengannya? Ya lagi-lagi hal ini yang terus aku pikirkan.

Syuting berlanjut hingga larut malam dan sepertinya hari ini hampir seluruh bagian diambil oleh aku dan yesung. Cukup melelahkan sekali. Aku yakin hari berikutnya akan lebih berat dari ini so, Luna FIGHTING!!

Karena saking kecapeannya syuting hari ini membuat tubuhku kurang fit. Sepertinya tidak memungkinkan untuk menyetir sendiri. Sedikit menyesal menyuruh ajussi untuk pulang. Pusing ini melandaku. Aku sudah tidak kuat lagi melihat orang-orang di sekitar. Pandanganku kabur dan aku tak sadarkan diri.

Paginya saat aku bangun, aku kaget karena diriku yang tergeletak di kasur kamar. Pertanyaanku siapa yang mengantarku kesini?! Karena penasaran aku menanyakan hal ini pada ahjumma. “Siapa yang semalam mengantarku?”

“Yesung-ssi.” Jawab ahjumma.
“Bagaimana bisa?” tanyaku penasaran
“Yesung-ssi membawamu juga mobil milikmu. Dia berkata padaku bahwa hari ini kau terlalu bersemangat menjalani syuting, benarkah begitu?” Ahjumma mengklarifikasi padaku.
Aku hanya tersenyum cengar-cengir sambil membatin,“Benar-benar kelakuan Yesung Oppa”

Di tempat lokasi syuting...

“Komawoyo Oppa.” Kataku yang baru saja tiba di lokasi. Karena aku tidak mau nantinya dia memikirkan hal ini.
“Soal apa?” tanyanya dingin.
“Yang semalam. Kau sudah mengantarkan aku pulang.” Jawabku.
“Bukan aku yang mengantar, tapi ajuhssi, supirku.” Jawabnya berbohong. Aku tau dia sedang berbohong. Ah ya sudahlah aku tidak ingin memperpanjang masalah ini. Toh itu tidak penting bagiku.

Waktu menunjukan pukul 3 sore. Mungkin ini saatnya para kru beristirahat sejenak. Aku pun juga begitu, duduk sambil menikmati indahnya pemandangan sekitar.
“Kau masih sakit Luna-a?” Yesung Oppa tiba-tiba datang memegang keningku. Sungguh diluar dugaan, denyutku berdetak kencang. 
“Gwaenchana Oppa. Kau tidak perlu khwatir terhadap diriku. Khawatirkan dirimu saja Oppa.’ Kataku menasehati. Yesung duduk di sebelahku, mengambil posisi yang nyaman untuk membalas ucapanku tadi, “Luna-a, badanku sangat kebal. Aku ini sakitnya 70 tahun sekali seumur hidup hahaha.” Ledeknya kepadaku. Mungkin ini caranya untuk membuatku tidak terlalu merasa direpotkan olehnya. Aku paham betul sikap Yesung.

“Aku pegang ucapanmu Opppa. Awas kau berbohong padaku. Aku tidak akan membiarkanmu lari.” Ancamku tidak serius.
“Meskipun Oppamu lari kehatimu, kau tetap tidak akan membiarkannya?” Jleb, Pertanyaan macam apa ini? Apa yesung abis minum soju 10 botol?

“Oppa, candaanmu tidak lucu sama sekali.” Kataku.
“Keurom, aku tidak akan membuat candaan lagi seperti itu. Mianhae.” Lalu Yesung meninggalkanku. Aku memandang postur tubuhnya dari belakang. Benar-benar kau Oppa!

Waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Kali ini Yesung akan berakting dengan pemeran utama wanita, Jessica-ssi. Jujur aku baru pertama kali melihat sosok Jessica secara dekat. Sungguh cantik sekali orang ini. Berapa kalikah dia melakukan operasi plastik? Pasti sudah sangat sering.

Semenjak itu, Yesung oppa jadi dekat dengan Jessica. Wajar sih, mereka sama-sama pemeran utama dan biasanya pemeran utama itu adegannya lebih banyak jadi lebih sering ketemu. Tapi kenapa aku cemburu gini yah liat mereka berdua. Apa jangan-jangan...


Hari ke-50 syuting...



Tuan Baek datang langsung ke lokasi syuting ku untuk melihat bagaimana para aktris dan aktornya berakting. Dan kebetulan juga hari ini adalah adedgan terakhirku. Dimana aku membutuhkan banyak latihan dan pengambilan feel yang tepat.



“Oppa Saranghaeyo.” Begitulah aku mulai menghafal naskahku dan nada pengucapan yang benar agar ending kisahku di drama ini terlihat bagus.



Kini saatnya akting terakhirku dimulai...



“ Oppa aku mempunyai satu permohonan yang harus kau kabulkan.” Begitulah kataku.

“ Wae?”

“ Aku tahu kau sangat mencintai Eun Sung(diperankan oleh Jessica) dan aku berniat untuk menyatakan cintamu tapi bolehkah aku memintamu untuk menciumku Oppa?”

“Apa kau gila?”

“Oppa, sebelum raga ini milik perempuan yang kau cintai, aku mohon kau menciumku sebagaimana layakanya pasangan kekasih. Tolong Oppa.” Aku memohon dengan isakan tangis. Entah kenapa isakan tangisku ini begitu asli. Air mataku mengalir begitu saja. Dan tanpa berbicara lagi Yesung langsung mencengram kedua tanganku, mendekatkan bibirkan ke bibirku dan menciumku. Entah kenapa aku menikmati ciumanku ini. Setelah menciumku, Yesung langsung memelukku dengan hangat. Dalam hatiku, aku berharap sekali hal ini terjadi di kehidupan nyata.



Syuting dramaku telah selesai. Aku terkadang suka geli sendiri melihat akting ku. Itu benar-benar membuatku ingin tertawa. Ada satu keberuntungan yang aku rasakan. Aku menjadi dekat dengan Yesung Oppa. Meski awalnya aku sering malu jika bertemu dengannya. Entah kenapa semenjak adegan kissing ku dengannya, aku jadi malu. Aku tak tau apa yang dirasakan oleh Yesung terhadap adegan kissing itu. Hal ini yang secara terus menerus disinggung oleh Donghae Oppa. Dia bilang kalau ciumanku dengan Yesung sangatlah menjiwai. Ahh sial! Aku tidak suka dengan pujian Donghae Oppa.



Sore itu, Yesung menelfonku. Dengan nada pembicaraan yang halus, dia berbicara padaku,

“Luna-a, apa kau sudah makan?” Tanyanya dengan perhatian.

“Ne. Ada apa kau menelfonku Oppa?” Tanyaku

“Aku ingin mengajakmu makan, apa kau ada waktu?”

“Ne.” Jawabaku singkat.

“Kita berangkat sama-sama. Kalau begitu cepat bersiap-siap, aku akan menjemputmu.”

“Ne.” Jawabku lagi. Aku sejujurnya bingung. Yasudahlah. Aku ingin melihat lebih dekat sosok Yesung Oppa seperti apa. Apakah benar perasaan cemburuku waktu itu adalah perasaan suka. Aku rasa aku akan segera mengetahuinya.



Di restoran...



Betapa kagetnya aku, ternyata Yesung tidak hanya mengajakku, tetapi juga Jessica. Ku pikir hanya aku yang diajaknya.



“Annyeonghaseyo.” Sapa Jessica kepada aku dan Yesung Oppa. Aku balas saja salamnya itu dengan senyum kecil. Berbeda dnegan Yesung Oppa yang membalasnya dengan pelukan hangat. Oh Tidak! Mengapa Yesung melakukan ini di depanku dan orang banyak. Bagaimana kalau ada paparazzi yang melihatnya? Ini akan menjadi gosip baru.



“Oppa.” Panggilku. Dengan gaya sok cool nya, dia menoleh padaku. Begitupun dengan Jessica.



“Wae?” Tanyanya. Aduh orang ini. Tidak seharusnya dia bersikap seolah-olah tidak bersalah. Jinjja!!



“Ani ani.Emmm itu.... kau terlihat tampan sekali hari ini.” Kataku ngelantur. Sungguh ini bukan kata-kata yang tepat dan bagus disituasi seperti ini.



“Komawoyo. Bukankah kau sering melihatku? Jadi jangan heran kalau aku memiliki ketampanan melebihi Robert Patinson.” Candanya.



JEGERRRR! Awas ya kau, habis denganku!



Darimana asalnya tiba-tiba Donghae Oppa datang ke restoran ini. Kebetulan sekali. Dia sangat aku butuhkan di saat ini. Tanpa ragu ku, ku teriakan lah dia, “Oppaaaa!!”



Seperti sudah mengenal suaraku. Dia langsung menoleh dan menghampiriku. Berkat adanya Donghae Oppa suasana tidak genting lagi seperti tadi. Aku bisa jadi leluasa mengeluarkan ocehanku. Tapi sejenak kuperhatikan raut muka Yesung berubah? Ada apa kah ini?



Malam telah tiba. Tak terasa obrolan kami berempat sampai malam begini. Mungkin karena kami terlalu menikmati. Jelas sekali bahwa aku akan pulang dengan Yesung tetapi sepertinya tidak mungkin karena dia pasti sudah mengajak Jessica. Ujung-ujungnya pasti aku pulang dengan Donghae Oppa.



“Kau mau kemana?” Suara Yesung mengagetkanku.

“huh?” kataku bingung.

“Kau lupa? Kita tadi berangkat bareng, pulangpun harus bareng. Cepat masuk ke mobil.” Pintanya dengan nada sedikit kasar.

“Lalu Donghae Oppa?” Tanyaku masih memikirkan nasib Donghae.

“Biarkan dia pulang sendiri. Aku mempunyai tanggung jawab untuk memulangkanmu.”

Tanpa berfikir panjang aku masuk ke mobil Yesung.



Di tengah perjalanan, Yesung menghentikan mobilnya tepat di depan Sungai Han. Sebenarnya apa yang ingin dilakukannya? Ingin aku menjadi saksi atas bunuh dirinya di Sungai Han beberapa menit lagi?



Yesung menyuruhku turun. Aku hanya menuruti kata-katanya. Kami berdua duduk di pinggiran Sungai Han.



“Apa yang kau rasakan terhadap ciuman pertamamu denganku?” Tanyanya. Lagi-lagi dia bertanya dadakan tanpa basi-basi terlebih dahulu.



“Biasa saja. Itu hanya akting Oppa. Wae?” Jawabku dan Tanyaku.



“Jinjja? Walaupun hanya akting tapi aku benar-benar tulus melakukannya padamu.” Mendengar Yesung berbicara seperti itu, aku seketika mati di tempat.



“Geurae. Bicaralah sesuka Oppa. Aku akan mendengarkan dan akan menjawab jika kau menanyakannya. Lakukan sesuakamu Oppa.” Pintaku.



“Dengar ya...Oppa hanya mengatakan ini sekali dan tidak akan mengulangnya.” Jelasnya. “Saranghaeyo Luna-ya!” Kata-kata itu seolah seperti mimpi bagiku. Apa maksud pernyataan cintanya ini padaku?



“Ya Oppa! Gwaenchana??” Tanyaku dengan nada membentak.



“Kenapa kau tidak meresponnya Luna-ya? Oppamu ini menyatakan cinta padamu.” Komen Yesung.



“Oppa, coba bilang padaku kau tidak mencintaiku, katakan Oppa!” Kataku berusaha meyakinkan.



“Bagaiman bisa aku berkata begitu, Aku tahu kau menyukaiku kan?” Yesung mulai mendekatiku. Ini membuat aku semakin takut. Takut jika endingnya adalah dia menciumku.



“Oppa...” Pangilku untuk kesekian kali.



“Ara, aku sudah tau jawabanmu. Jadi mari kita rayakan ini dengan sebuah ciuman.” Ajaknya. Aku yang sudah hanyut ke dalam buaian Yesung mengiyakan dengan perasaan haru.



Dan kemudian Yesung pun menciumku dengan penuh rasa cinta yang tulus. Semua yang ada pada malam itu menjadi saksi ciuman kami. Sungguh ternyata cintaku selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi untuk sementara waktu ini, hubungan ini kami rahasiakan. Mungkin akan sangat tidak menyenangkan tapi ini adalah aturan dari agensi kami. Kami hanya ingin mematuhi peraturan tersebut dan pada saatnya tiba kami akan memberitahukan hubungan kami kepada Tuan Baek dan juga disebarluaskan kepada media.



-The End-

Alhamdulillah Fanfic pertama karyaku ini selesai juga. Mian kalau aneh. Maklum saya ini newbie hehe :D Kamsahamnida sudah mau membacanya. Saranghae :* Annyeong..
 




2 komentar:

  1. daebak ka..keren... bahasanya bagus
    tapi saran gue kalo mau bikin ff lagi adain sudut pandang pemeran cowoknya ya

    BalasHapus
  2. makasih desi :) waduh bahasanya bagus? haha ini kata gue msh acak acakan.
    ok ok makasih sarannya :)

    BalasHapus