Author
: Lee Yoo Shin
Title
: I can’t say "I don’t love you
Genre : Romance, Comedy
Type
: OneShoot
Rating
: 17+
Main
Cast : Yesung
, Luna
Other
Cast : Donghae, Jonghyun, Jessica
Annyeonghaseyo... Eka
Yuliasih Imnida :D Ini fanfiction pertama aku, maaf ya kalau agak aneh :D tapi meskipun pertama kalinya aku buat fanfic, ini asli karanganku, hasil pemikiranku dan imajinasiku *walau aneh* jadi apapun bentuknya jangan ada copas yaaa :) Happy reading blogers ^^
Pagi ini aku seperti
biasa menjalani rutinas sehari hariku yaitu bekerja di salah satu agensi
terkemuka di Korea Selatan. Kebetulan hari ini bos agensi ku akan mengadakan
rapat bulanan yang biasa dilaksanakan awal bulan.
“Annyeong Haseyo” sapaku
sambil membungkukan badan. Ya seperti inilah adat yang aku gunakan saat
memasuki lingkungan kantorku “Mozilla Entertainment."
Sesampainya aku di ruang rapat tak kusangka semua rekan kerjaku telah siap di tempatnya masing-masing, tinggal aku sajalah yang tertinggal. Tapi untungnya bosku belum datang, aku masih sedikit lega.
“Annyeong
Haseyo..Mianhae” kataku dengan senyum.
“Gwaenchansseumnida.” Jawab
salah satu rekan kerjaku , Jonghyun Oppa.
Bicara soal usia, aku
adalah maknae. Jika para sunbae ku sudah berakting di beberapa judul film dan
drama, aku baru 1 drama yang aku bintangi karena aku baru saja di training 2
tahun yang lalu dan baru membintangi drama di tahun 2012.
“Selamat pagi! Mian, rapat
hari ini agak telat karena ada urusan yang harus saya tangani dahulu.” Kata
bosku, Tuan Baek. Dengan sikapnya yang bijak dan pembawaannya yang enak, aku
senang bisa memiliki bos seperti dia.
“Baru saja saya mendapat
telepon dari Sutradara drama, Kim Taeyeon, beliau menawarkan salah satu dari
kalian untuk bermain dalam drama dan kebetulan beliau ingin menjadikan Yesung
sebagai pemain utama Pria.” Jelas bosku membuka pembicaraan.
“Dan...” lanjutnya, ternyata beliau belum
selesai berbicara. “ Kim Taeyeon memberitahu saya juga bahwa untuk lawan main
Kau itu adalah Jessica. Bagaimana Yesung-sshi, apakah kau mau mengambil drama
ini?” Tanya Tuan Baek dengan hati-hati.
Yesung nampak berpikir,
entah apa yang sedang ada dibenaknya itu. Jika Aku jadi Dia pasti langsung aku
jawab “iya”. Itu sudah jelas sekali tak ada yang perlu difikirkan. Tapi apakah
bosku mengumpulkan kami semua disini hanya untuk membicarakan ini? Pasti ada
lagi.
“Luna-ssi.” Suara panggilan
namaku mengagetkanku.
“Ye?”
“Maukah kau terlibat cinta
segitiga dengan Yesung?” Tanya Tuan Baek. Sontak aku kaget, ini aku yang salah
mendengar ucapannya apa aku yang masih dalam dunia khayal? Kataku dalam hati.
“Emm.. begini, maksudnya,
kau mau bermain bersama Yesung menjadi pemeran kedua wanitanya.” Tuan Baek
mencoba menjelaskan kembali. Aku yang masih dengan tatapan heran mengiyakan
tanpa bersuara.
“Baik kalau begitu akan
saya konfirmasi kepada Kim Taeyeon. Saya anggap Yesung menyetujuinya. Dan
perihal yang selanjutnya akan kita bahas yaitu adalah pemotretan aktris dan
aktor Mozilla Entertainment. Saya sudah memutuskan pemotretan akan dilaksanakan
Lusa, untuk kostum sudah saya siapakan, jangan lupa untuk datang ke studio di
Gangnam jam 08.00. Jangan terlambat. Saya akhiri sampai disni rapatnya.
Kamsahamnida.” Kata Tuan Baek.
Aku masih heran, kenapa
kami satu manajemen harus beradu akting? Dan secara tidak langsung menjadi
second female itu pasti bakal ada adegan kisseu nya. Aku harus melakukannya
dengan Yesung Oppa? Orang yang selama ini aku kenal baik. Aku tidak pernah
membayangkan bila aku harus menempelkan bibirku ke Dia. Itu tidak mungkin.
Bagaimana bisa? Aku memang ingin sekali bermain drama di tahun ini tapi apakah
harus seperti ini? jika aku tahu bosku akan membicarakan ini, lebih baik hari
ini aku pura-pura sakit atau pura-pura jenguk saudara saja. Setidaknya kan bisa
diganti oleh rekan kerjaku yang lain. Tapi kenapa aku terlalu bodoh mengiyakan
begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun. Ah jinjja!
Hari Pemotretan....
“Oppa... kau terlihat
tampan sekali memakai jas.” Pujiku kepada Donghae Oppa. Donghae oppa merupakan
orang terbaik yang ku kenal dari semua Oppa disini. Pernah aku bermimpi bisa
beradu akting dengannya dan sekarang mimpi ku itu meleset jauh sekali!
“Komawoyo.” ucapnya sambil
tersenyum. Lagi-lagi senyumnya bikin tubuhku meleleh.
Pemotretan sesi pertama telah selesai. Di
sela-sela break, aku berganti baju kostum dan kata salah satu fotographer
disini mengatakan, “Luna-ssi, setelah ini kau akan berpose bersama dengan
Yesung-ssi.” Karena aku samar-samar mendengarnya jadi aku katakan saja “Ye”.
Setelah aku selesai mengganti kostumku dan make-up , aku bingung, kenapa hanya
aku dan Yesung Oppa yang mengenakan warna yang sama denganku sedangkan yang
lain beda? Aku jadi mulai curiga apa jangan-jangan? Ani ani! Aku cepat
menghapus pikiranku itu. Jengjeng dugaanku benar. Aku harus berpose dengannya.
Saat ini yang aku pikirkan
hanyalah profesional. Walaupun rasanya ingin sekali teriak yang kencang
meluapkan semuanya, toh pada nantinya aku bakal ada adegan lebih dari ini
dengan Yesung.
Meski awalnya canggung,
tapi lama-lama aku bisa membangun chemistry ini. Aku dan Yesung itu jarang
berbicara, paling cuma sebutuhnya aja. Ya maklum usia aku dan dia terpaut cukup
jauh 8 tahun. Meskipun begitu, ku akui Yesung Oppa awet muda. Dia tidak nampak
seperti ahjussi.
“Micheosseo! Aku
tidak bisa beradu akting dengannya!” Teriakku dalam hatiku. Baru berpose
tatap-tatapan saja rasanya mau mati. Eotteoke??
Dengan segala tenaga dan kekuatan yang ku punya
pemotretanku selesai. Kufikir juga begitu, kami tak akan pernah berjumpa lagi
sampai sesi pembacaan naskah.
1 bulan kemudian
Hari Pembacaan Naskah....
Kami para pemain dan kru-kru juga sutradara dan
peulis skenario sudah berkumpul di Hotel bintang lima ternama di daerah
Cheongdamdong. Aku sudah diberi buku naskah dengan sampulnya yang berwarna
orange juga cover dari drama yang berjudul “Why So Serious?” Aku sedikit
tertAwa membaca judul drama ini. Akan jadi karakter seperti apa aku di drama
ini? Seorang yang jahatkah? Atau jangan-jangan aku digambarkan tergila-gila
oleh si pemeran utama pria? Ini bisa saja.
Sang Sutradara mulai menerangkan karakter utama
masing-masing kami. Beliau menjelaskan dengan jelas bagaimana masing-masing
peran dari kami harus berakting dengan baik agar sesuai dengan masing-masing
peran yang dibawakan.
Aku mendapat peran sebagai Jung Ha Na, gadis ceria
yang sangat mencintai teman masa kecilnya tapi cintanya bertepuk sebelah
tangan. Tuh kan benar dugaanku. Peranku disini sebagai gadis yang tergila-gila
padanya. Aku sampai tidak bisa membayangkan bagaiman aku harus berakting dengan
karakter seperti ini.
Hari pertama syuting...
Berhubung aku dan Yesung Oppa satu agensi jadi kami
berangkat ke lokasi syutingnya sama-sama menggunakan mobil perusahaan. Di mobil
hal yang aku lakukan adalah spik spik memegang naskah tapi sebenarnya itu tidak
masuk ke otak. Sedangkan Yesung sendiri sedang asyik meng-update kehidupannya
di jejaring sosial me2day.
Sampai di lokasi, aku baru mulai sadar bahwa
naskahku belum ku hafal. Tepat pada bagian aku berdialog dengan Yesung. Aku
masih punya waktu 1 jam untuk menghafal karena take yang pertama menceritakan
masa kecilku dan Yesung. So sweet juga kalau dipiki-pikir.
1 jam berlalu...
Aku sudah bersiap dengan bekal naskah yang sudah
menempel dalam memori otakku. Tak hanya itu, di adegan pertama ini aku harus
berpelukan dengan Yesung Oppa.
“Hati hati, kau jangan sampai lupa untuk memelukku!”
Suara yesung membuat aku ingin segera mengecilkan kepalanya itu.
“Ne, aku tidak akan lupa Opaa.” Kataku dengan gaya
manis.
Suara sang sutradara memberi aba-aba pada kami,
“1...2...3... ACTION!!.”
“Oppa Bogoshipo!.”
Sambil berlari kecil lalu memeluk Yesung.
“Mian? Aku tidak
mengenalmu. Kau mengenalku dengan baik kah?.”
“Ne, waktu aku
berumur 5 tahun, kau pernah mengatakan di sini bahwa aku adalah adik
kesayanganmu dan kau juga telah berjanji untuk menjadikan aku sebagai pacarmu
saat aku berumur 23 tahun. Kau lupa oppa? Bagaimana bisa kau lupa? Yogi.. pohon
ini jadi saksinya!” Tunjuk ku ke arah pohon itu. Sang sutradara belum memerintahkan
aktingku untuk berhenti yang berarti aktingnku masih dalam keadaan baik dan
tidak terjadi kesalahan.
“ahhh, oppa lupa.
Mian.”
“Oppa....” kemudian
aku menangis persis seperti anak SD dengan menggaruk garuk kakiku di rumput.
Melakukan akting ini rasanya aku ingin kabur karena sehabis ini ada adegan yang
menurutku akan ada 10 take lebih. Adegan itu dimana Yesung ingin membantu
mengulurkan bantuan dengan mengulurkan tangannya kepadaku tapi kakinya
tersandung oleh kakiku dan.......
“Gubrak!!!!!” Yesung
jatuh dan kami saling bertatapan. Sungguh aku menjadi tidak enak beradegan
seperti ini. Bagaimana nanti aku harus beradegan ciuman dengannya? Ya
lagi-lagi hal ini yang terus aku pikirkan.
Syuting berlanjut
hingga larut malam dan sepertinya hari ini hampir seluruh bagian diambil oleh
aku dan yesung. Cukup melelahkan sekali. Aku yakin hari berikutnya akan lebih
berat dari ini so, Luna FIGHTING!!
Karena saking
kecapeannya syuting hari ini membuat tubuhku kurang fit. Sepertinya tidak
memungkinkan untuk menyetir sendiri. Sedikit menyesal menyuruh ajussi untuk
pulang. Pusing ini melandaku. Aku sudah tidak kuat lagi melihat orang-orang di
sekitar. Pandanganku kabur dan aku tak sadarkan diri.
Paginya saat aku
bangun, aku kaget karena diriku yang tergeletak di kasur kamar. Pertanyaanku
siapa yang mengantarku kesini?! Karena penasaran aku menanyakan hal ini pada
ahjumma. “Siapa yang semalam mengantarku?”
“Yesung-ssi.” Jawab
ahjumma.
“Bagaimana bisa?”
tanyaku penasaran
“Yesung-ssi membawamu
juga mobil milikmu. Dia berkata padaku bahwa hari ini kau terlalu bersemangat
menjalani syuting, benarkah begitu?” Ahjumma mengklarifikasi padaku.
Aku hanya tersenyum
cengar-cengir sambil membatin,“Benar-benar kelakuan Yesung Oppa”
Di tempat lokasi
syuting...
“Komawoyo Oppa.”
Kataku yang baru saja tiba di lokasi. Karena aku tidak mau nantinya dia
memikirkan hal ini.
“Soal apa?” tanyanya
dingin.
“Yang semalam. Kau
sudah mengantarkan aku pulang.” Jawabku.
“Bukan aku yang
mengantar, tapi ajuhssi, supirku.” Jawabnya berbohong. Aku tau dia sedang
berbohong. Ah ya sudahlah aku tidak ingin memperpanjang masalah ini. Toh itu
tidak penting bagiku.
Waktu menunjukan
pukul 3 sore. Mungkin ini saatnya para kru beristirahat sejenak. Aku pun juga
begitu, duduk sambil menikmati indahnya pemandangan sekitar.
“Kau masih sakit
Luna-a?” Yesung Oppa tiba-tiba datang memegang keningku. Sungguh diluar dugaan,
denyutku berdetak kencang.
“Gwaenchana Oppa. Kau
tidak perlu khwatir terhadap diriku. Khawatirkan dirimu saja Oppa.’ Kataku
menasehati. Yesung duduk di sebelahku, mengambil posisi yang nyaman untuk
membalas ucapanku tadi, “Luna-a, badanku sangat kebal. Aku ini sakitnya 70
tahun sekali seumur hidup hahaha.” Ledeknya kepadaku. Mungkin ini caranya untuk
membuatku tidak terlalu merasa direpotkan olehnya. Aku paham betul sikap
Yesung.
“Aku pegang ucapanmu
Opppa. Awas kau berbohong padaku. Aku tidak akan membiarkanmu lari.” Ancamku
tidak serius.
“Meskipun Oppamu lari
kehatimu, kau tetap tidak akan membiarkannya?” Jleb, Pertanyaan macam apa ini?
Apa yesung abis minum soju 10 botol?
“Oppa, candaanmu
tidak lucu sama sekali.” Kataku.
“Keurom, aku tidak
akan membuat candaan lagi seperti itu. Mianhae.” Lalu Yesung meninggalkanku.
Aku memandang postur tubuhnya dari belakang. Benar-benar kau Oppa!
Waktu yang
ditunggu-tunggu tiba. Kali ini Yesung akan berakting dengan pemeran utama
wanita, Jessica-ssi. Jujur aku baru pertama kali melihat sosok Jessica secara
dekat. Sungguh cantik sekali orang ini. Berapa kalikah dia melakukan operasi
plastik? Pasti sudah sangat sering.
Semenjak itu, Yesung
oppa jadi dekat dengan Jessica. Wajar sih, mereka sama-sama pemeran utama dan
biasanya pemeran utama itu adegannya lebih banyak jadi lebih sering ketemu.
Tapi kenapa aku cemburu gini yah liat mereka berdua. Apa jangan-jangan...
Hari ke-50 syuting...
Tuan Baek datang
langsung ke lokasi syuting ku untuk melihat bagaimana para aktris dan aktornya
berakting. Dan kebetulan juga hari ini adalah adedgan terakhirku. Dimana aku
membutuhkan banyak latihan dan pengambilan feel yang tepat.
“Oppa Saranghaeyo.”
Begitulah aku mulai menghafal naskahku dan nada pengucapan yang benar agar
ending kisahku di drama ini terlihat bagus.
Kini saatnya akting
terakhirku dimulai...
“ Oppa aku mempunyai
satu permohonan yang harus kau kabulkan.” Begitulah kataku.
“ Wae?”
“ Aku tahu kau sangat
mencintai Eun Sung(diperankan oleh Jessica) dan aku berniat untuk menyatakan
cintamu tapi bolehkah aku memintamu untuk menciumku Oppa?”
“Apa kau gila?”
“Oppa, sebelum raga
ini milik perempuan yang kau cintai, aku mohon kau menciumku sebagaimana
layakanya pasangan kekasih. Tolong Oppa.” Aku memohon dengan isakan tangis.
Entah kenapa isakan tangisku ini begitu asli. Air mataku mengalir begitu saja.
Dan tanpa berbicara lagi Yesung langsung mencengram kedua tanganku, mendekatkan
bibirkan ke bibirku dan menciumku. Entah kenapa aku menikmati ciumanku ini. Setelah
menciumku, Yesung langsung memelukku dengan hangat. Dalam hatiku, aku berharap
sekali hal ini terjadi di kehidupan nyata.
Syuting dramaku telah selesai. Aku terkadang suka
geli sendiri melihat akting ku. Itu benar-benar membuatku ingin tertawa. Ada
satu keberuntungan yang aku rasakan. Aku menjadi dekat dengan Yesung Oppa.
Meski awalnya aku sering malu jika bertemu dengannya. Entah kenapa semenjak
adegan kissing ku dengannya, aku jadi malu. Aku tak tau apa yang dirasakan oleh
Yesung terhadap adegan kissing itu. Hal ini yang secara terus menerus
disinggung oleh Donghae Oppa. Dia bilang kalau ciumanku dengan Yesung sangatlah
menjiwai. Ahh sial! Aku tidak suka dengan pujian Donghae Oppa.
Sore itu, Yesung menelfonku. Dengan nada pembicaraan
yang halus, dia berbicara padaku,
“Luna-a, apa kau sudah makan?” Tanyanya dengan
perhatian.
“Ne. Ada apa kau menelfonku Oppa?” Tanyaku
“Aku ingin mengajakmu makan, apa kau ada waktu?”
“Ne.” Jawabaku singkat.
“Kita berangkat sama-sama. Kalau begitu cepat
bersiap-siap, aku akan menjemputmu.”
“Ne.” Jawabku lagi. Aku sejujurnya bingung.
Yasudahlah. Aku ingin melihat lebih dekat sosok Yesung Oppa seperti apa. Apakah
benar perasaan cemburuku waktu itu adalah perasaan suka. Aku rasa aku akan
segera mengetahuinya.
Di restoran...
Betapa kagetnya aku, ternyata Yesung tidak hanya
mengajakku, tetapi juga Jessica. Ku pikir hanya aku yang diajaknya.
“Annyeonghaseyo.” Sapa Jessica kepada aku dan Yesung
Oppa. Aku balas saja salamnya itu dengan senyum kecil. Berbeda dnegan Yesung
Oppa yang membalasnya dengan pelukan hangat. Oh Tidak! Mengapa Yesung melakukan
ini di depanku dan orang banyak. Bagaimana kalau ada paparazzi yang melihatnya?
Ini akan menjadi gosip baru.
“Oppa.” Panggilku. Dengan gaya sok cool nya, dia
menoleh padaku. Begitupun dengan Jessica.
“Wae?” Tanyanya. Aduh orang ini. Tidak seharusnya
dia bersikap seolah-olah tidak bersalah. Jinjja!!
“Ani ani.Emmm itu.... kau terlihat tampan sekali
hari ini.” Kataku ngelantur. Sungguh ini bukan kata-kata yang tepat dan bagus
disituasi seperti ini.
“Komawoyo. Bukankah kau sering melihatku? Jadi
jangan heran kalau aku memiliki ketampanan melebihi Robert Patinson.” Candanya.
JEGERRRR! Awas ya kau, habis denganku!
Darimana asalnya tiba-tiba Donghae Oppa datang ke
restoran ini. Kebetulan sekali. Dia sangat aku butuhkan di saat ini. Tanpa ragu
ku, ku teriakan lah dia, “Oppaaaa!!”
Seperti sudah mengenal suaraku. Dia langsung menoleh
dan menghampiriku. Berkat adanya Donghae Oppa suasana tidak genting lagi
seperti tadi. Aku bisa jadi leluasa mengeluarkan ocehanku. Tapi sejenak
kuperhatikan raut muka Yesung berubah? Ada apa kah ini?
Malam telah tiba. Tak terasa obrolan kami berempat
sampai malam begini. Mungkin karena kami terlalu menikmati. Jelas sekali bahwa
aku akan pulang dengan Yesung tetapi sepertinya tidak mungkin karena dia pasti
sudah mengajak Jessica. Ujung-ujungnya pasti aku pulang dengan Donghae Oppa.
“Kau mau kemana?” Suara Yesung mengagetkanku.
“huh?” kataku bingung.
“Kau lupa? Kita tadi berangkat bareng, pulangpun
harus bareng. Cepat masuk ke mobil.” Pintanya dengan nada sedikit kasar.
“Lalu Donghae Oppa?” Tanyaku masih memikirkan nasib
Donghae.
“Biarkan dia pulang sendiri. Aku mempunyai tanggung
jawab untuk memulangkanmu.”
Tanpa berfikir panjang aku masuk ke mobil Yesung.
Di tengah perjalanan, Yesung menghentikan mobilnya
tepat di depan Sungai Han. Sebenarnya apa yang ingin dilakukannya? Ingin aku
menjadi saksi atas bunuh dirinya di Sungai Han beberapa menit lagi?
Yesung menyuruhku turun. Aku hanya menuruti
kata-katanya. Kami berdua duduk di pinggiran Sungai Han.
“Apa yang kau rasakan terhadap ciuman pertamamu
denganku?” Tanyanya. Lagi-lagi dia bertanya dadakan tanpa basi-basi terlebih
dahulu.
“Biasa saja. Itu hanya akting Oppa. Wae?” Jawabku
dan Tanyaku.
“Jinjja? Walaupun hanya akting tapi aku benar-benar
tulus melakukannya padamu.” Mendengar Yesung berbicara seperti itu, aku seketika
mati di tempat.
“Geurae. Bicaralah sesuka Oppa. Aku akan
mendengarkan dan akan menjawab jika kau menanyakannya. Lakukan sesuakamu Oppa.”
Pintaku.
“Dengar ya...Oppa hanya mengatakan ini sekali dan
tidak akan mengulangnya.” Jelasnya. “Saranghaeyo Luna-ya!” Kata-kata itu seolah
seperti mimpi bagiku. Apa maksud pernyataan cintanya ini padaku?
“Ya Oppa! Gwaenchana??” Tanyaku dengan nada
membentak.
“Kenapa kau tidak meresponnya Luna-ya? Oppamu ini
menyatakan cinta padamu.” Komen Yesung.
“Oppa, coba bilang padaku kau tidak mencintaiku,
katakan Oppa!” Kataku berusaha meyakinkan.
“Bagaiman bisa aku berkata begitu, Aku tahu kau
menyukaiku kan?” Yesung mulai mendekatiku. Ini membuat aku semakin takut. Takut
jika endingnya adalah dia menciumku.
“Oppa...” Pangilku untuk kesekian kali.
“Ara, aku sudah tau jawabanmu. Jadi mari kita
rayakan ini dengan sebuah ciuman.” Ajaknya. Aku yang sudah hanyut ke dalam
buaian Yesung mengiyakan dengan perasaan haru.
Dan kemudian Yesung pun menciumku dengan penuh rasa
cinta yang tulus. Semua yang ada pada malam itu menjadi saksi ciuman kami.
Sungguh ternyata cintaku selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi untuk
sementara waktu ini, hubungan ini kami rahasiakan. Mungkin akan sangat tidak
menyenangkan tapi ini adalah aturan dari agensi kami. Kami hanya ingin mematuhi
peraturan tersebut dan pada saatnya tiba kami akan memberitahukan hubungan kami
kepada Tuan Baek dan juga disebarluaskan kepada media.
-The End-
Alhamdulillah Fanfic pertama karyaku ini selesai
juga. Mian kalau aneh. Maklum saya ini newbie hehe :D Kamsahamnida sudah mau
membacanya. Saranghae :* Annyeong..
daebak ka..keren... bahasanya bagus
BalasHapustapi saran gue kalo mau bikin ff lagi adain sudut pandang pemeran cowoknya ya
makasih desi :) waduh bahasanya bagus? haha ini kata gue msh acak acakan.
BalasHapusok ok makasih sarannya :)