Halo blogers :) Aku ngepost cerpen lagi nih!! sebenernya ini cerpen udah lama banget aku buatnya tahun 2010 hehe. kata-katanya masih jelek. maklumin yah^^
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Akhirnya
selesai juga beres-beres rumahnya.” Ucap Shilla yang abis selesai menyelesaikan
tugas rumah. Dipandanginya halaman rumanya. Tampak bersih dan asri. Shilla lalu
memasuki rumah nya. ‘Pekerjaan sudah selesai. Sekarang mau mandi dulu ah’Batin Shilla
kemudian bergegas menaiki anak tangga.
“Shilla,
udah selesai beres-beresnya?” Tanya Mama dari arah dapur yang kebetulan
berdekatan dengan Tangga menuju ke lantai 2
“Udah
Ma.” Jawab Shilla. Shilla merasa senang karena dapat membantu Mama di hari Minggu
ini.
***
Setelah
selesai mandi, Shilla menyantai di depan rumahnya. Shilla pandangi kembali hasil
pekerjaannya tadi. Ketika Shilla lagi-lagi asyik-asyiknya memandangi halaman , lewatlah seorang cowok . Cowok itu membuang sampah bekas minumannya
ke dalam tong sampah yang ada di rumah Shilla.
Shilla memandanganginya dengan muka geram. Seketika Shilla berteriak
“Heh,
kalo buang sampah jangan di tempat sampah orang dong!”. Shilla berdiri dan
berjalan cepat-cepat ke arah depan jalanan rumah Shilla. Cowok itu malah tetap
melanjutkan langkahnya. Shilla kembali
berteriak
“Lo
denger gue ngga sih?”. Sepertinya cowok itu tak menghiraukan suara Shilla.
Cowok itu terus berjalan semakin jauh dari rumah Shilla. Shilla mulai darah
tinggi. Tanpa berpikir panjang, Shilla menghampiri cowok itu. Ditariknya tangan
cowok itu. Kemudian Cowok itu menengok ke arah Shilla.
“Lo
anak SMA harapan bangsa kan?” Tanya Shilla yang sudah paham betul dengan
seragam yang dikenakan cowok itu. “Seharusnya lo tau sopan santun dikit dong!
Gue baru aja selesai beresin halaman dan
sampah yang ada di tong sampah gue tuh baru aja diambil sama tukang sampah. Eh..
lo malah buang sampah di tong sampah gue .” Lanjut Shilla yang masih memegang
tangan cowok itu.
“Ia
gue anak SMA harapan bangsa.” Jawab cowok itu. “Salah ya kalo gue buang sampah
ke tong sampah.?. Pepatah aja nyuruh kita buang sampah pada tempat nya,,kenapa
Lo malah marah-marah.” Lanjutnya dengan santai. Emosi Shilla makin meluap
mendengar jawaban cowok itu. “Lo Shilla
kan.?” Tanya cowok itu balik. Shilla
melepas cengkaramannya. Shilla tersentak kaget.
’Kenapa
dia tau nama gue?’ Tanya Shilla pada dirinya sendiri. Sepuluh detik Shilla hanya bengong sambil
memandangi cowok itu. Tiba-tiba suara nya meyadarkan Shilla dari bengong nya
“Hei.”
Tegur cowok itu. Shilla tersadar dan langsung merespon ucapan cowok itu tadi
“Lo
tau nama gue dari mana?” Tanya Shilla. Cowok itu hanya tersenyum mendengar
ucapan Shilla. Ia tak menjawab pertanyaan Shilla dan langsung melanjutkan perjalananan
nya lagi.
‘ ngeselin banget sih Itu cowok’ batin Shilla
kesal.
***
Hari
Senin tiba. Shilla cepat-cepat bergegas berangkat sekolah. Di depan, terlihat
banyak anak-anak SMA harapan bangsa lewat di depan rumah nya. Ya wajar saja, karena SMA itu terletak 4 km dari rumah
Shilla. Shilla berhenti sejenak di depan pagar rumahnya.. Memandangi
wajah-wajah siswa SMA harapan bangsa. Shilla berharap bisa ketemu lagi sama
cowok kemaren.
“Mana
ya tuh cowok. Awas aja kalo gue ketemu lagi sama Dia! Bakal Gue marahin
abis-abisan .” Ujar Shilla sambil memandangi wajah-wajah orang yang lewat di
depan rumahnya. Shilla melihat jam tangannya, ternyata sudah pukul 06.15.
Shilla menepuk kening nya. Sepertinya Shilla melupakan hal yang sangat penting.
“Ah
gawat,, gue lupa! Gue kan mau berangkat sekolah.“ Shilla berteriak kencang. Shilla langsung
buru-buru berangkat . ‘gara-gara cowok itu sih’ batin Shilla. Shilla menunggu
angkot yang biasa Ia naiki. Tak lama kemudian, angkot itu melintas di hadapan
nya. Cepat-cepat Shilla melambaikan tangannya untuk menghentikan angkot itu.
***
Shilla
sampai sekolah pukul 06.35. Shilla berhenti sejenak di luar pagar. Lapangan yang biasa digunakan untuk upacara
bendera terlihat kosong. Tidak nampak teman-temannya, kakak kelas, adek kelas
dan guru-guru juga kepsek dan wakepsek. Shilla menggaruk-garuk pipinya. Dengan
langkah ragu Shilla berjalan menuju kelasnya. Di sepanjang kelas yang terletak
di bawah, kelas itu nampak kosong. Tangga sekolah pun digembok. ‘Bener-bener
aneh pagi ini’batin Shilla . Shilla
kemudian bertemu salah satu satpam penjaga sekolah ini. Ia kemudian bertanya
“Pak
Echa, kok sepi banget ya sekolahan?” Tanya Shilla kepada satpam yang bernama
Pak Echa
“Lah
Dek.. sekarang kan libur, Soalnya guru-guru sama kepsek lagi ada acara di
Yogyakarta. “ Jelas Pak Echa. Shilla
lagi-lagi menepuk keningnya. Shilla lupa, kan hari ini sama besok libur.
“Ya
Ampun,,,Saya bener-bener lupa kalo hari ini libur. Pantesan sepi banget
sekolahan.” Ucap Shilla sambil meringis malu. ‘duh ling lung banget sih gue’
Batin Shilla. Shilla lalu berjalan dengan perasaan malu. Malu...malu banget
pokoknya. “ Argh..pasti gara-gara cowok itu”
***
Sesampainya
di Rumah , Shilla berjalan sambil menunduk. Kak Rio, Kakak Shilla merasa
bingung dengan tingkah adiknya.
“Shill,
kok balik lagi?” Tanya Kak Rio . Shilla geleng-geleng kepala. Riko makin bingung
dengan kelakuannya. “ Shilla, Kamu bolos ya?” Tebak Rio asal. Shilla langsung
menatap ke arah Kakaknya. Shilla bersender di tembok ruang tamu. Dengan masih
menatap ke bawah Shilla menjawab
“Libur.”
Jawab Shilla agak males. Shilla lalu bergegas ke Kamarnya. Rasanya Ia
bener-bener orang paling malu sedunia hari ini. Rio tertawa lepas mendengar
jawaban Shilla. Sambil menepuk-nepuk majalah yang tadi Ia baca. Sedetik
berhenti tertawa kemudian dilanjutkan lagi dengan tawa yang lebih kencang dari
sebelumnya.
“IH
KAK RIO, BERISIKK TAU.” Omel Shilla dari tangga. Rio lalu berhenti tertawa
“Sumpah
Shill, Lo malu-maluin Kakak aja. Makannya, kalo ada pengumuman itu
didengerin!”.
Shilla
tak membalas ucapan Kak Rio. Sebenarnya Shilla tau kalo hari ini dan besok itu
libur. Tapi gara-gara mikirin Cowok itu,
ingatan Shilla jadi buyar.
***
Sore
pukul 16.30, Shilla duduk di teras depan dekat rumah. Seperti biasa, sore
ini Ia baru selesai beres-beres rumah.
Shilla kembali memandangi halaman. Tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkan Shilla
“PLUNGGG”
Begitulah suara kaleng minum yang terdengar cukup kencang dari
arah.......Sepertinya dari arah,,, TONG SAMPAH. Shilla lalu kembali keluar
rumah tanpa memakai alas kaki.
“Cowok Tong sampah.“ Panggil Shilla dengan julukan baru untuknya. Kali ini Shilla
berhasil menjegatnya. Cowok itu tak memberi respon sedikitpun ke Shilla. “Cowok
tong sampah, Lo bener-bener nyebelin
ya.” Shilla mulai kesal dengan tingkah cowok itu. “Gue mohon dong sama Lo, tolong jangan buang sampahnya jangan di tong rumah
gue!”Pinta Shilla.
“
Habis tong sampah lo bagus sih. Gede pula lagi. Beda sama tong sampah lainnya.”
Cowok itu akhirnya angkat bicara
“Nama
Lo siapa sih?” Tanya Shilla mengganti topik pertanyaannya
“R.A.H.A.S.I.A”
Jawab Cowok itu lagi. Jawabannya itu lagi-lagi
membuat Shilla semakin jengkel.
Cowok itu kemudian tertawa lepas. Shilla menatap jutek tawa nya. Shilla lalu berlari menuju
rumahnya kembali. Dari kejauhan, Shilla berteriak
“
DASAR COWOK TONG SAMPAH NYEBELIN”. Cowok
itu semakin tertawa kencang mendengar teriakan Shilla.
***
Shilla
masuk rumah dengan raut muka merah. Sepertinya sesaat lagi akn keluar api dari
tubuhnya.
“Shill,
tadi kenapa teriak-teriak gitu?” Tanya Kak Rio yang sempat mendengar teriakan
Shilla. Shilla hanya menggeleng dengan masih memasang muka kesal. Kak Rio hanya
memandang Adik nya heran.
Di
kamar ,,Shilla membantiing-banting bantal dan gulingnya. Seketika Ia mengingat
wajah dan ucapan cowok itu, seketika itu juga bantal dan guling dibantingnya
dengan tambah keras. Tempat tidur yang tadi tertata rapi dengan seprai yang
mempercantiknya, kini tinggal kenangan. Seprai-seprai itu terlepas kesana
kemari. Sarung bantal dan guling pun ikut terlepas gara-gara kekesalan Shilla
terhadap Cowok itu. Mama Shilla tiba-tiba masuk ke Kamar Shilla. Betapa
kagetnya Mama melihat kamar anaknya yang sudah seperti gudang. Begitu juga
dengan Shilla yang tak kalah kegetnya dengan kehadiran Mama di Kamarnya yang
kondisinya sedang tidak memungkinkan
“Shilla!
Kamar kamu kenapa? Kok berantakan gini?”. Teriak Mama. Shilla menghentikan
adegan membanting-banting bantal dan guling. Shilla menatap Mama nya yang sepertinya sebentar lagi akan mengadakan perang dunia
ke-4 dengannya.
“eeee..tadi
itu... ada kecoa lewat di tempat tidur Shilla. Mau Shilla tangkep, malah lari
kemana-mana. Yah hasilnya gini deh Ma.” Jawab Shilla berbohong.
“Yasudah,
bereskan kamar Kamu! Jangan berantakan kaia gini.” Perintah Mama. Shilla mengangguk dan kemudian langsung
membereskan kamar nya itu.
Shilla
mengelus-ngelus dada “ Syukur deh perang dunia ke-4 nya ngga jadi”
***
Hari
Rabu, Shilla kembali masuk sekolah. Kali ini, Shilla tidak akan malu lagi. Shilla
berjalan santai menuju kelas nya, yaitu kelas XI- IPA2 di Sma negeri 717. Di kelas ternyata, Zahra yang merupakan teman
sebangku Shilla sudah datang lebih dulu.
“Shill..Shill, gimana liburan 2 harinya?”
Tanya Zahra sambil senyum ke arah Shilla
“Bete
total.” Jawab Shilla. Zahra menatap Shilla heran.
“BT kenapa Shill?” Tanya Zahra lagi. Shilla
menghela nafas.
“Itu
gara-gara Cowok tong sampah.” Ucap Shilla yang memperjelas kata COWOK TONG
SAMPAH. Zahra lalu tertawa lepas mendengar ucapan Shilla. Shilla hanya
meringis menyaksikannya.
“Wkwkwkw.
Cowok tong sampah. Wkwkwk.” Ucap Zahra masih dengan tawaannya.
“Zahra,
berhenti dong ketawanya.” Bentak Shilla yang sudah mulai kesal dengan tawa
Zahra. Zahra yang menyadari hal itu langsung diam.
“Cowok
tong sampah itu siapa Shill?” Tanya Zahra masih dengan ekspresi menahan tawa
“Cowok yang sering buang sampah ke tong sampah
rumah gue. Lo bayangin aja, setiap kali gue habis bersihin halaman eh tiba-tiba
Dia buang gitu aja. Padahal ada gue di halaman itu dan mungkin juga Dia liat
gue. Kan kesannya kaia disengaja gitu Za. Pas gue tanya namanya, Dia
ngejawab”r.a.h.a.s.i.a”. nyebelin banget kan? Anehnya lagi Dia tau nama Gue!”
Jelas Shilla panjang lebar. Zahra mengangguk sambil memandangi Shilla
“Oh
gitu Shill. Lucu lo ngasih julukannya. Bikin gue ketawa geli.” Kata Zahra
mencoba menahan ketawanya
***
Sore
Hari seperti biasa, Shilla sedang menyapu di halaman rumah nya. Ketika lagi
asyik-asyik nyapu, tiba-tiba terdengar suara yang sudah tidak asing lagi bagi
Shilla.
“PLUNGG”
Shilla menghentikan pekerjaannya sejenak untuk bergegas melihat keadaan tong
sampahnya. Ia melihat 2 plastik bekas
chiki dan 1 bekas minuman kaleng. Shilla melihat ke depan rumah nya. Dan
ternyata dugaannya tak salah. Ternyata cowok itu lagi. Tapi kali ini, Cowok itu
tak sendirian. Ia ditemani 2 orang temannya. Shilla langsung membuka pagar
rumahnya. Teriaklah Shilla ke arah Cowok itu.
“Tong
Sampah, Lo kenapa sih buang sampah di tong gue mulu?” ketus Shilla. Cowok itu
menoleh. 2 orang temannya juga ikut menoleh. Dari jarak agak kejauhan, Cowok
itu juga berteriak
“Kan
gue udah pernah jelasin ke Lo. Lo lupa ?” Jawab Cowok itu. Shilla melotot tajam
ke Arah nya.
“Lo
ada msalah apa sih sama cewe cantik itu.” Tanya Ozy pelan. Temen satunya,Cakka
juga ikut mengiyakan pertanyaan Ozy .
“Panjang
ceritanya.”Cowok itu berkata sambil tersenyum. Kemudian Shilla menghampiri
Mereka.
“Tadi
siapa yang buang sampah ke tong gue?” Tanya Shilla dengan tatapan seram
“Riko”
Jawab Ozy dan Cakka berbarengan
“Jadi
lo namanya Riko.” Shilla menunjuk telunjuknya ke arah Riko . ”udahan dong lo buang
sampah ke tong rumah gue. Gue capek tau ngga setiap hari harus teriak-teriak
sama lo.”
Ozy
dan Cakka menyaksikan dengan serius. Riko terdiam sesaat memikirkan jawaban
yang akan Ia katakan.
“Oke
Mulai besok gue ngga akan buang sampah di tong sampah rumah lo lagi. “Bentak
Riko sambil menurunkan jari telunjuk Shilla . Shilla kemudian lari meninggalkan
mereka bertiga.
“Lo
sih pake acara buang sampah di tong orang.” Protes Cakka. Riko tak menghiraukan ucapan Cakka. Riko malah
berjalan asyik seperti orang yang tak mempunyai rasa bersalah terhadap Shilla.
Cakka dan ozy hanya geleng-geleng kepala lalu ikut berjalan menyusul Riko yang
sudah berjalan agak jauh dari tempat semula.
***
Hari
Sabtu di SMA negeri 717, sekolah Shilla nampak ramai. Hari ini, kepala sekolah
SMA Negeri 717 mengundang semua ketua osis seluruh SMA favorite di Jakarta Timur
untuk berkumpul dalam acara silahturami antar OSIS. Shilla yang sedang
mengikuti kegiatan ekskul basket juga hadir dalam rangka acara silahturahmi
osis.
“Shill,
ikut gue deh.” Ajak Zahra yang juga satu ekskul dengan Shilla. Shilla yang baru
saja duduk itu pun langsung mengelak ajakan Zahra. “Ayolah Shill. Gue mau
nunjukin salah satu ketua osis. Sumpah deh Shill, Dia cakep banget.” Jelas
Zahra mencoba menyakinkan Shilla. Shilla langsung semangat ketika mendengar
ucapan “COWOK CAKEP”. Shilla beranjak dari tempat duduk nya dan segera melihat
cowok cakep yang dimaksud Zahra.
Sampailah
Shilla dan Zahra ke tempat perkumpulan ketua osis. Zahra celingukan kesana
kemari mencari sosok cowok yang sudah Ia janjikan kepada Shilla.
“Mana
Za ketua osis yang Lo bilang cakep itu?” Tanya Shilla penasaran. Zahra kembali
menengok ke Shilla. “Tunggu” Ucap Zahra pelan.
10
menit Shilla dan Zahra berdiri disitu, tapi tak kunjung Zahra temukan Cowok
itu.
“Za,
ke kantin dulu yuk. Gue haus nih!” Shilla merengek-rengek kepada zahra. Zahra
terdiam sejenak. Zahra menghela nafas panjang.
“Yaudah
yuk.” Zahra akhirnya menyetujui ajakan Shilla. Diperjalanan menuju Kantin,
Zahra memukul-mukul tangan Shilla sambil melirik ke sekumpulan Cowok yang
sedang asyik berbincang-bincang.
“Shill..Shill.
Itu cowok cakep yang gue maksud.” Tunjuk Zahra dengan jari telunjuknya. Mata
Shilla ikut melirik arah kemana jari telunjuk Zahra menuju.
‘itu
kaia gue kenal deh’ batin Shilla sambil mencoba mengingat-ngingat seorang cowok
yang ikut berdiri disana. Satu persatu, cowok –cowok itu pergi. Di kantin
tersisa satu cowok yang merupakan ketua osis SMA Negeri 717 dan satu cowok lagi
entah itu siapa. Cowok itu lalu berputar badan. Sekarang posisinya mengarah ke
arah Shilla dan Zahra. Shilla menelan ludah. Dipandanginya muka cowok itu
baik-baik. Shilla lalu berteriak pelan
“Cowok
tong sampah.” Teriak Shilla pelan. Zahra menengok ke Shilla. Tatapan Shilla
masih menuju ke arah 2 cowok itu
“Cowok
tong sampah? Maksud lo siapa Shill?” Tanya Zahra bingung. Shilla kemudian
berbisik pelan ke kuping Zahra
“itu
loh cowok yang pake baju basket warna merah dikombinasiin sama warna putih.
Yang pernah gue ceritain sama lo”
“Oh
yang sering buang sampah di tong rumah Lo itu ya.” Tebak Zahra. Shilla
mengangguk. “Shill, cowok itu namanya Riko, ketua osis SMA harapan bangsa. Nah
Riko juga yang gue maksud cowok cakep itu.” Zahra menjelaskan
“Jadi
cowok tong sampah yang sering buang sampah di tong rumah gue itu ternyata ketua
osis SMA harapan bangsa?” Ujar Shilla tak percaya. Zahra mengangguk
“Wah,
beruntung banget Shill hidup Lo. Gue mau kalo setiap hari, Riko buang sampah di
tong rumah gue.” Zahra menepuk pundak Shilla. Shilla langsung lari ngibrit
menuju ruang kelas. Zahra akhirnya mengejar Shilla yang sudah jauh dari tempat dimana
Ia berdiri.
Pulang
sekolah, Shilla melewati ruang tempat berkumpulnya ketua osis. Dengan langkah
sangat amat hati-hati Shilla berjalan. Berharap Riko tak melihatnya. Hampir
saja Shilla lolos dari Riko tiba-tiba Shilla menabrak seseorang
“Brukk”
Shilla kaget. Orang yang bertabrakan dengan Shilla pun kaget. Shilla memandang
sejajar, Ia melihat orang itu memakai warna baju merah dikombinasiin putih.
Shilla melihat muka cowok itu. Betapa terkejutnya Shilla saat melihatnya. Orang
yang tadi ditabraknya adalah Riko.
Shilla diam sesaat. Riko pun diam sambil menatap tajam ke Shilla.
“Riko.”
Ujar Shilla yang masih memandang wajah Riko. Baru saja Shilla ingin melanjutkan
omongannya, Riko sudah keburu pergi. Padahal, Shilla ingin menanyakan banyak
hal sama Riko. Akhir-akhir ini, Riko memang sudah tidak membuang sampah lagi di
tong sampah rumah Shilla. Seperti janji Riko yang pernah diucapkan di depan
Shilla. Setelah memandang Riko cukup lama, Shilla memutuskan untuk pulang.
‘percuma gue lama-lama disini’batin Shilla.
Setelah
Shilla melangkahkan kakinya dan sudah tidak lagi menengok ke arahnya, Riko yang
berbalik memandangi Shilla.. ‘maafin gue Shill.’ Gumam Riko.
***
Hari
libur kali ini terasa sepi bagi Shilla. Mama dan Papa melarangnya untuk tidak berpergian ke tempat
wisata bersama teman-temannya. Disekitar rumahnya juga nampak sepi. Warga di
komplek itu juga sedang menikmati masa liburannya bersama keluarga Mereka. Kak
Rio juga tak mengasih ide yang bagus untuk liburannya kali ini. Kak Rio seperti
mengiyakan perkataan Mama da Papa. Shilla benar-benar seperti di penjara.
Matanya yang indah terus memandangi tong sampah yang terletak di halaman
rumahnya. Ia seperti kehilangan sosok Riko yang selalu buang sampah di tong
rumahnya. Riko menepati janjinya untuk tidak membuang sampah lagi ke rumah
Shilla. Di dalam hati Shilla, Ia sungguh penasaran dengan diri Riko. Sebenarnya
siapa sih Riko itu. Dari mukanya, Shilla pernah melihat Riko sebelumnya. Tapi
dimana, entah Shilla tak bisa mengingat jauh lagi ke arah situ.
Rio
menghampiri Shilla yang sedang melamun asyik di teras rumah. Rio duduk di
samping Shilla. Dipandanginya wajah Shilla yang masih dengan bengongnya.
“Shilla.”
Tegur Rio pada Shilla. Shilla kemudian
tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum tipis ke arah Rio. Shilla lalu kembali
menatap benda itu lagi “ Lagi ngelamunin apa Shill?” Tanya Rio yang ikut
memandang ke arah mata Shilla menuju.
“lagi
ngelamunin seseorang Kak.” Jawab Shilla sedikit ragu menjawabnya
“Seseorang
itu Siapa?” Rio kembali bertanya. Shilla menyenderkkan tubuhnya ke tembok
dengan masih memandang benda tadi.
“Orang
yang suka buang sampah di tong rumah Kita.” Shilla menjawab pelan. Rio tersenyum
lebar mendengar jawaban Adiknya.
“Riko
maksudnya.” Tebak Rio cepat. Shilla menghadap ke arah Kakaknya. Ia menatap
tajam
“Kak
Rio tau dari mana?” Tanya Shilla penasarn. Rio tertawa kecil mendengar
pertanyaan Shilla
“ya
Kak Rio taulah.” Jawab Kak Rio. “Kamu
lupa sama Riko?” Rio balik bertanya. Shilla menggeleng.
“Maksud
Kakak?”.
“ambil Foto TK Kamu di Kamar.” Suruh Rio. Shilla
berdiri dari duduknya lalu bergegas menuju Kamar. Diambilnya bingkai foto yang
terletak dekat foto Shilla waktu SMP. Shilla memegang bingkai itu erat. Shilla
masih bingung dengan perkataan Kak Rio yang nyuruh Shilla buat ngambil bingkai
foto waktu Shilla masih TK. Shilla
akhirnya sampai kembali di teras depan. Dikasihnya foto itu ke Rio. Rio
menunjuk salah satu anak kecil laki-laki yang berdiri tepat di belakan Shilla.
Rio memperlihatkan foto itu ke Shilla dengan posisi masih menunjuk foto itu.
Shilla mengamati dengan saksama. Anak kecil itu sungguh membuat Shilla mengingat
sesuatu hal.
“Gimana,
Kamu ingat ngga?” Rio menatap muka Shilla yang sedang mengingat-ngingat. “Kakak jelasin deh. Jadi Riko itu temen TK
Kamu. Riko sempet nembak Kamu di rumah ini, di depan Papa, Mama dan Kak Rio.
Dengan lugunya Kamu jawab gini Shill “ Riko, Kita kan masih kecil. Ngga
boleh pacaran dulu. Ntar aja ya pacarannya kalo kita udah jadi anak Sma.” Kita semua ketawa ngakak tau ngga waktu kamu
bilang gitu.” Jelas Kak Rio. Shilla ketawa geli mendengar cerita Kak Rio
tentang Ia waktu ditembak sama Riko. Mata Shilla berbinar
“Shilla
inget Kak sekarang. Pantesan Riko sering buang sampah disini, ternyata
gara-gara itu toh.” Shilla mengangguk mengerti. “Tapi Riko kayaknya marah
banget sama Shilla. Riko itu kayak benci sama Shilla” Kata Shilla berpendapat
“Riko
ngga kaia gitu Shill. Riko ngelakuin itu pasti ada alasannya.” Ucap Kak Riko “Terus
Kamu suka sama Riko?”Tanya Rio sambil membelai rambut Shilla yang terurai.
Shilla menunduk lemah.
“Gatau
Kak. Shilla juga masih bingung sama hati Shilla.” Ucap Shilla pelan.
***
Seminggu
sudah
Shilla menghabiskan liburannya di Rumah. Tidak ada aktifitas yang asyik selama
sepekan ini. Shilla terus memohon-mohon sama Mama untuk mengizinkannya
berwisata bersama teman-temannya, tapi mama Shilla tetap tidak mengizinkan.
Shilla tak bisa berkutik apa-apa. Tak mungkin Ia kabur dari Rumah lewat jendela
seperti kasus-kasus di tv. Shilla juga tak mau dicap jadi anak durhaka. Di
rumah Shilla pun tidak dipasang Internet.
Hal ini dilakukan Mamanya untuk sedikit menghemat biaya pengeluaran.
“TOK..TOK..TOK”
terdengar suara dari arah luar kamar. Shilla yang sedang asyik membaca novel
itu langsung bergegas untuk membukakan pintu
“Eh
Mbk Yanti. Ada apa mbk?” tanya Shilla kepada pembantu barunya.
“Di
bawah ada tamu nyariin non Shilla.” Kata Mbk Yanti menjelaskan.
“Oh.
Yaudah suruh tunggu aja.” Shilla kemudian menutup pintu kamarnya kembali. Ia
menandai bacaan Novelnya dengan pensil supaya nanti tidak bingung mencarinya.
“Siapa ya maghrib2 gini nyariin gue”.
Shilla
bergegas menuju ruang tamu. Dilahatnya di kursi tamu, hanya ada Kak Rio yang
sedang asyik membaca majalah. ‘Mana tamunya’ batin Shilla. Setelah sampai di
ruang tamu, Shilla menyolek Kakaknya
“Kak,
katanya Mbk Yanti ada tamu NYARIIN aku.” Tanya Shilla ragu-ragu
“Iya
emang ada.” Kata Rio masih asyik dengan majalahnya. Rio tersenyum, Shila
yang melihat itu ikut tersenyum. “Malah
senyum-senyum. Itu temuin tamunya.” Rio menunjuk ke arah luar.
“Tamunya
di Luar Kak?” Tanya Shilla memastikan. Rio mengangguk. Shilla kemudian bergegas
menuju teras depan. Terlihat sosok laki-laki menggenakan jaket hitam. Kepalanya
ditutupi dengan jubah yang menempel di jaketnya. Shilla masih ragu-ragu unuk
menyapa tamu itu.
“Uhuk..uhuk.”
Shilla pura-pura batuk. Tamu itu lau membalikan badan. Dibukanya jubah itu.
Shilla keget bukan main melihat sosok tamunya.
“Ri....ri...ko.”
Shilla mengucapkan nama itu tidak lancar.
“hai
Shill.” Sapa Riko dari jarak berjauhan dari tempat Shilla berdiri.
“Hai...”
Bales Shilla. “Duduk dulu Rik.” Shilla mempersilahkan Riko duduk di kursi depan
teras. Riko akhirnya duduk diikuti dengan Shilla yang duduk dengan eskpresi
ragu-ragu.
“Maafin
gue ya Shill soal kejadian waktu itu.” Ucap riko memulai pembicaraannya. Rio
ternyata mendengar perbincangan mereka berdua. Riko yang mengetahui hal itu
seketika mengatakan kepada Shilla “ Shill, kayaknya ngomongnya jangan disini
deh. Gimana kalo diluar rumah itung-itung ngisi liburan juga Shill.” Ucap Riko
pelan. Shilla mengangguk cepat.
“Kak
Rio, Shilla mau keluar dulu ya.” Pamit Shilla kepada Rio. Papa dan Mama Shilla
kebetulan sedang pergi ke suatu acara
“Iya.
Riko, jaga Shilla baik-baik ya.” Pesan Rio kepada Riko. Shilla dan Riko
mengangguk. Riko dan Shilla kemudian pergi .
Riko
berhenti di suatu taman yang lumayan ramai. Di taman itu ternyata sedang
mengadakan pasar malam. Sebelum memulai pembicaraan, Riko menawarkan minuman
kepada Shilla.
“Mau
minum apa Shill?” Tanya Riko perhatian. Shilla melihat ke sekeliling arah orang
yang berjualan minuman. Shilla menunjuk satu penual es jus
“Gue
mau minum jus apel.” Pinta Shilla. Riko kemudian bergegas pergi menuju penjual
jus .
Tak
berapa lama kemudian, Riko membawa pesanan Shilla. Dikasihkan jus apel itu ke
Shilla.
“emm..
gue mau minta maaf soal kejadian itu.” Kata Riko mengulang ucapan yang sempat
dilontarkan di rumah Shilla.
“Gue
juga mau minta maaf karena udah marah-marahin Lo terus.“ Kata Shilla sambil
memandang lurus kedepan. ”btw, kenapa sih Lo buang sampah ke tong Rumah Gue
mulu.?”
“Duduk
disitu yuk Shill. Kayaknya ngga enak banget ngobrol sambil berdiri.” Riko
menunjuk ke arah kursi panjang dekat lampu-lampu. Mereka berdua akhirnya duduk.
Riko lalu menjawab pertanyaan Shilla,, “Itu semua gue lakuin semata-mata cuman
buat cari perhatian aja ma Lo.”Jawab Riko.
“Oh.
Gue juga baru tau Loh kalo Lo itu ketua osis.” Ujar Shilla dengan nada bangga.
“Tapi, kenapa Gue baru ngeliat Lo akhir-akhir ini ya?” Tanya Shilla kemudian
“Gue
anak baru di SMA harapan bangsa. Kira-kira baru sekitar 8 bulanan gue sekolah
disitu. Tepat banget pas Gue pindah, Sekolahan lagi ngadain pencarian ketua
osis. Gue iseng-iseng aja ikut. Alhamdulilah Gue kepilih jadi ketua osis.” Jelas
Riko.
“Dulu
Lo tinggal dimana?” Shilla bertanya serius.
“Semarang.”
Jawab Riko. Shilla membulatkan mulutnya sambil mengangguk-ngangguk. “Shill....
dulu gue kan pernah nembak Lo.”Kata Riko mangganti topik lain. “Kalo sekarang
gue nembak Lo lagi, diterima ngga? Kan sekarang Kita udah SMA.” Ucap Rio dengan serius. Shilla hanya tertegun
mendengar ucapan Riko .
“Gue
takut ngga bisa jadi pacar yang baik buat Lo Rik. Gue juga takut Ngga bisa
sebaik almarhumah mantan Lo, si Sivia.” Shilla menunduk megatakannya
“Lo
tau dari mana tentang Sivia?” Tanya Riko yang sempat kaget dengan ucapan Shilla
“Kak
Rio.” Riko kembali menatap Shilla
“Sivia
memang baik. Tapi sekarang Dia udah meninggal. Orang yang meninggal ngga
mungkin bisa hidup lagi. BE YOUR SELF SHILL...BE YOUR SELF.” Terang Riko tegas.
.Riko memegang kedua tangan Shilla.
Shilla masih saja tertunduk.
“Kalo
lo terima gue, Lo tetep disini. Tapi kalo Lo ngga terima gue, Lo boleh tinggalin
gue sendirian disini.” Kata Riko jantan. Shilla bingung sesaat.
Pada
Akhirnya, Shilla menengok ke arah Riko. Sepertinya perasaan cinta Riko ke
Shilla sangat tulus. Shilla menarik nafas dalam-dalam. Ia memejamkan mata
sesaat. Mencoba menerawang jauh entah kemana. Shilla kembali membuka mata.
Ekspresi Riko masih dengan tadi. Tidak berubah sama sekali.
“Riko...”
Ucap Shilla. Jantung Riko mulai bergerak kencang saat Shilla mulai menyebut
namanya. “Gue ngga akan ngelakuin kedua hal itu. Buat Gue, memilih cinta tidak
perlu hal-hal aneh seperti itu. Tanpa Lo berkata gitu, Gue udah nerima Lo untuk
jadi pacar Gue Rik.” Shilla meneteskan air mata yang sudah mengalir deras. Riko
nampak gembira mendengar jawaban Shilla. Riko lalu mengusap air mata itu
menggunakan saputangannya. Di usaplah air mata itu ke pipi Shilla yang lembut. Menurut
Riko, Shilla sama baiknya dengan Sivia...almarhumah mantan pacar Riko. Tangisan
Shilla kemudian berubah menjadi tawa kecil saat riko tertawa dihadapannya.
Tempat itu seperti saksi cinta Shilla dan Riko yang baru saja terukir 3 menit
yang lalu .
~THE
END~
By: Eka Yuliasih
tahun : 2010
bagus ka o∩_∩o
BalasHapus