26/05/13

TONG SAMPAH CINTA (CERPEN)


Halo blogers :) Aku ngepost cerpen lagi nih!! sebenernya ini cerpen udah lama banget aku buatnya tahun 2010 hehe. kata-katanya masih jelek. maklumin yah^^

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



“Akhirnya selesai juga beres-beres rumahnya.” Ucap Shilla yang abis selesai menyelesaikan tugas rumah. Dipandanginya halaman rumanya. Tampak bersih dan asri. Shilla lalu memasuki rumah nya. ‘Pekerjaan sudah selesai. Sekarang mau mandi dulu ah’Batin Shilla kemudian bergegas menaiki anak tangga.

“Shilla, udah selesai beres-beresnya?” Tanya Mama dari arah dapur yang kebetulan berdekatan dengan Tangga menuju ke lantai 2 

“Udah Ma.” Jawab Shilla. Shilla merasa senang karena dapat membantu Mama di hari Minggu ini.
***
Setelah selesai mandi, Shilla menyantai di depan rumahnya. Shilla pandangi kembali hasil pekerjaannya tadi. Ketika Shilla lagi-lagi asyik-asyiknya memandangi halaman  , lewatlah seorang cowok  . Cowok itu membuang sampah bekas minumannya ke dalam tong sampah yang ada di rumah Shilla.  Shilla memandanganginya dengan muka geram. Seketika Shilla berteriak

“Heh, kalo buang sampah jangan di tempat sampah orang dong!”. Shilla berdiri dan berjalan cepat-cepat ke arah depan jalanan rumah Shilla. Cowok itu malah tetap melanjutkan langkahnya.  Shilla kembali berteriak

“Lo denger gue ngga sih?”. Sepertinya cowok itu tak menghiraukan suara Shilla. Cowok itu terus berjalan semakin jauh dari rumah Shilla. Shilla mulai darah tinggi. Tanpa berpikir panjang, Shilla menghampiri cowok itu. Ditariknya tangan cowok itu. Kemudian Cowok itu menengok ke arah Shilla. 

“Lo anak SMA harapan bangsa kan?” Tanya Shilla yang sudah paham betul dengan seragam yang dikenakan cowok itu. “Seharusnya lo tau sopan santun dikit dong! Gue  baru aja selesai beresin halaman dan sampah yang ada di tong sampah gue tuh baru aja diambil sama tukang sampah. Eh.. lo malah buang sampah di tong sampah gue .” Lanjut Shilla yang masih memegang tangan cowok itu.

“Ia gue anak SMA harapan bangsa.” Jawab cowok itu. “Salah ya kalo gue buang sampah ke tong sampah.?. Pepatah aja nyuruh kita buang sampah pada tempat nya,,kenapa Lo malah marah-marah.” Lanjutnya dengan santai. Emosi Shilla makin meluap mendengar jawaban cowok itu.  “Lo Shilla kan.?” Tanya cowok itu balik.  Shilla melepas cengkaramannya. Shilla tersentak kaget.
’Kenapa dia tau nama gue?’ Tanya Shilla pada dirinya sendiri.  Sepuluh detik Shilla hanya bengong sambil memandangi cowok itu. Tiba-tiba suara nya meyadarkan Shilla dari bengong nya

“Hei.” Tegur cowok itu. Shilla tersadar dan langsung merespon  ucapan cowok itu tadi

“Lo tau nama gue dari mana?” Tanya Shilla. Cowok itu hanya tersenyum mendengar ucapan Shilla. Ia tak menjawab pertanyaan Shilla dan langsung melanjutkan perjalananan nya lagi.
 ‘ ngeselin banget sih Itu cowok’ batin Shilla kesal.
***
Hari Senin tiba. Shilla cepat-cepat bergegas berangkat sekolah. Di depan, terlihat banyak anak-anak SMA harapan bangsa lewat di depan rumah nya. Ya wajar saja,  karena SMA itu terletak 4 km dari rumah Shilla. Shilla berhenti sejenak di depan pagar rumahnya.. Memandangi wajah-wajah siswa SMA harapan bangsa. Shilla berharap bisa ketemu lagi sama cowok  kemaren.

“Mana ya tuh cowok. Awas aja kalo gue ketemu lagi sama Dia! Bakal Gue marahin abis-abisan .” Ujar Shilla sambil memandangi wajah-wajah orang yang lewat di depan rumahnya. Shilla melihat jam tangannya, ternyata sudah pukul 06.15. Shilla menepuk kening nya. Sepertinya Shilla melupakan hal yang sangat penting.

“Ah gawat,, gue  lupa!  Gue kan mau berangkat sekolah.“  Shilla berteriak kencang. Shilla langsung buru-buru berangkat . ‘gara-gara cowok itu sih’ batin Shilla. Shilla menunggu angkot yang biasa Ia naiki. Tak lama kemudian, angkot itu melintas di hadapan nya. Cepat-cepat Shilla melambaikan tangannya untuk menghentikan angkot itu.
***
Shilla sampai sekolah pukul 06.35. Shilla berhenti sejenak di luar pagar.  Lapangan yang biasa digunakan untuk upacara bendera terlihat kosong. Tidak nampak teman-temannya, kakak kelas, adek kelas dan guru-guru juga kepsek dan wakepsek. Shilla menggaruk-garuk pipinya. Dengan langkah ragu Shilla berjalan menuju kelasnya. Di sepanjang kelas yang terletak di bawah, kelas itu nampak kosong. Tangga sekolah pun digembok. ‘Bener-bener aneh pagi  ini’batin Shilla . Shilla kemudian bertemu salah satu satpam penjaga sekolah ini. Ia kemudian bertanya

“Pak Echa, kok sepi banget ya sekolahan?” Tanya Shilla kepada satpam yang bernama Pak Echa

“Lah Dek.. sekarang kan libur, Soalnya guru-guru sama kepsek lagi ada acara di Yogyakarta. “ Jelas Pak Echa.  Shilla lagi-lagi menepuk keningnya. Shilla lupa, kan hari ini sama besok libur.

“Ya Ampun,,,Saya bener-bener lupa kalo hari ini libur. Pantesan sepi banget sekolahan.” Ucap Shilla sambil meringis malu. ‘duh ling lung banget sih gue’ Batin Shilla. Shilla lalu berjalan dengan perasaan malu. Malu...malu banget pokoknya. “ Argh..pasti gara-gara cowok itu”
***
Sesampainya di Rumah , Shilla berjalan sambil menunduk. Kak Rio, Kakak Shilla merasa bingung dengan tingkah adiknya.

“Shill, kok balik lagi?” Tanya Kak Rio . Shilla geleng-geleng kepala. Riko makin bingung dengan kelakuannya. “ Shilla, Kamu bolos ya?” Tebak Rio asal. Shilla langsung menatap ke arah Kakaknya. Shilla bersender di tembok ruang tamu. Dengan masih menatap ke bawah Shilla menjawab

“Libur.” Jawab Shilla agak males. Shilla lalu bergegas ke Kamarnya. Rasanya Ia bener-bener orang paling malu sedunia hari ini. Rio tertawa lepas mendengar jawaban Shilla. Sambil menepuk-nepuk majalah yang tadi Ia baca. Sedetik berhenti tertawa kemudian dilanjutkan lagi dengan tawa yang lebih kencang dari sebelumnya.

“IH KAK RIO, BERISIKK TAU.” Omel Shilla dari tangga. Rio lalu berhenti tertawa

“Sumpah Shill, Lo malu-maluin Kakak aja. Makannya, kalo ada pengumuman itu didengerin!”.

Shilla tak membalas ucapan Kak Rio. Sebenarnya Shilla tau kalo hari ini dan besok itu libur. Tapi gara-gara mikirin Cowok  itu, ingatan Shilla jadi buyar.
***

Sore pukul 16.30, Shilla duduk di teras depan dekat rumah. Seperti biasa, sore ini  Ia baru selesai beres-beres rumah. Shilla kembali memandangi halaman. Tiba-tiba terdengar  suara yang mengagetkan Shilla

“PLUNGGG” Begitulah suara kaleng minum yang terdengar cukup kencang dari arah.......Sepertinya dari arah,,, TONG SAMPAH. Shilla lalu kembali keluar rumah tanpa memakai alas kaki.

 “Cowok Tong sampah.“ Panggil Shilla dengan  julukan baru untuknya. Kali ini Shilla berhasil menjegatnya. Cowok itu tak memberi respon sedikitpun ke Shilla. “Cowok tong sampah, Lo bener-bener  nyebelin ya.” Shilla mulai kesal dengan tingkah cowok itu. “Gue mohon dong sama Lo, tolong  jangan buang sampahnya jangan di tong rumah gue!”Pinta Shilla.

“ Habis tong sampah lo bagus sih. Gede pula lagi. Beda sama tong sampah lainnya.”  Cowok itu akhirnya angkat bicara

“Nama Lo siapa sih?” Tanya Shilla mengganti topik pertanyaannya

“R.A.H.A.S.I.A” Jawab Cowok itu lagi. Jawabannya itu lagi-lagi  membuat Shilla semakin  jengkel.  Cowok itu kemudian tertawa lepas. Shilla menatap  jutek tawa nya. Shilla lalu berlari menuju rumahnya kembali. Dari kejauhan, Shilla berteriak

“ DASAR COWOK TONG SAMPAH NYEBELIN”.  Cowok itu semakin tertawa kencang mendengar teriakan Shilla.
***

Shilla masuk rumah dengan raut muka merah. Sepertinya sesaat lagi akn keluar api dari tubuhnya.

“Shill, tadi kenapa teriak-teriak gitu?” Tanya Kak Rio yang sempat mendengar teriakan Shilla. Shilla hanya menggeleng dengan masih memasang muka kesal. Kak Rio hanya memandang Adik nya heran.

Di kamar ,,Shilla membantiing-banting bantal dan gulingnya. Seketika Ia mengingat wajah dan ucapan cowok itu, seketika itu juga bantal dan guling dibantingnya dengan tambah keras. Tempat tidur yang tadi tertata rapi dengan seprai yang mempercantiknya, kini tinggal kenangan. Seprai-seprai itu terlepas kesana kemari. Sarung bantal dan guling pun ikut terlepas gara-gara kekesalan Shilla terhadap Cowok itu. Mama Shilla tiba-tiba masuk ke Kamar Shilla. Betapa kagetnya Mama melihat kamar anaknya yang sudah seperti gudang. Begitu juga dengan Shilla yang tak kalah kegetnya dengan kehadiran Mama di Kamarnya yang kondisinya sedang tidak memungkinkan

“Shilla! Kamar kamu kenapa? Kok berantakan gini?”. Teriak Mama. Shilla menghentikan adegan membanting-banting bantal dan guling. Shilla  menatap Mama nya yang sepertinya  sebentar lagi akan mengadakan perang dunia ke-4 dengannya.

“eeee..tadi itu... ada kecoa lewat di tempat tidur Shilla. Mau Shilla tangkep, malah lari kemana-mana. Yah hasilnya gini deh Ma.” Jawab Shilla berbohong.

“Yasudah, bereskan kamar Kamu! Jangan berantakan kaia gini.” Perintah Mama.  Shilla mengangguk dan kemudian langsung membereskan kamar nya itu.

Shilla mengelus-ngelus dada “ Syukur deh perang dunia ke-4 nya ngga jadi”

***
Hari Rabu, Shilla kembali masuk sekolah. Kali ini, Shilla tidak akan malu lagi. Shilla berjalan santai menuju kelas nya, yaitu kelas XI- IPA2 di Sma negeri 717.  Di kelas ternyata, Zahra yang merupakan teman sebangku Shilla sudah datang lebih dulu.

 “Shill..Shill, gimana liburan 2 harinya?” Tanya Zahra sambil senyum ke arah Shilla

“Bete total.” Jawab Shilla. Zahra menatap Shilla heran.

“BT  kenapa Shill?” Tanya Zahra lagi. Shilla menghela nafas.

“Itu gara-gara Cowok tong sampah.” Ucap Shilla yang memperjelas kata COWOK TONG SAMPAH. Zahra lalu tertawa lepas mendengar ucapan Shilla. Shilla hanya meringis  menyaksikannya.

“Wkwkwkw. Cowok tong sampah. Wkwkwk.” Ucap Zahra masih dengan tawaannya.

“Zahra, berhenti dong ketawanya.” Bentak Shilla yang sudah mulai kesal dengan tawa Zahra. Zahra yang menyadari hal itu langsung diam.

“Cowok tong sampah itu siapa Shill?” Tanya Zahra masih dengan ekspresi menahan tawa

 “Cowok yang sering buang sampah ke tong sampah rumah gue. Lo bayangin aja, setiap kali gue habis bersihin halaman eh tiba-tiba Dia buang gitu aja. Padahal ada gue di halaman itu dan mungkin juga Dia liat gue. Kan kesannya kaia disengaja gitu Za. Pas gue tanya namanya, Dia ngejawab”r.a.h.a.s.i.a”. nyebelin banget kan? Anehnya lagi Dia tau nama Gue!” Jelas Shilla panjang lebar. Zahra mengangguk sambil memandangi Shilla

“Oh gitu Shill. Lucu lo ngasih julukannya. Bikin gue ketawa geli.” Kata Zahra mencoba menahan ketawanya
***
Sore Hari seperti biasa, Shilla sedang menyapu di halaman rumah nya. Ketika lagi asyik-asyik nyapu, tiba-tiba terdengar suara yang sudah tidak asing lagi bagi Shilla.

“PLUNGG” Shilla menghentikan pekerjaannya sejenak untuk bergegas melihat keadaan tong sampahnya. Ia melihat  2 plastik bekas chiki dan 1 bekas minuman kaleng. Shilla melihat ke depan rumah nya. Dan ternyata dugaannya tak salah. Ternyata cowok itu lagi. Tapi kali ini, Cowok itu tak sendirian. Ia ditemani 2 orang temannya. Shilla langsung membuka pagar rumahnya. Teriaklah Shilla ke arah Cowok itu.

“Tong Sampah, Lo kenapa sih buang sampah di tong gue mulu?” ketus Shilla. Cowok itu menoleh. 2 orang temannya juga ikut menoleh. Dari jarak agak kejauhan, Cowok itu juga berteriak

“Kan gue udah pernah jelasin ke Lo. Lo lupa ?” Jawab Cowok itu. Shilla melotot tajam ke Arah nya.

“Lo ada msalah apa sih sama cewe cantik itu.” Tanya Ozy pelan. Temen satunya,Cakka juga ikut mengiyakan pertanyaan Ozy .

“Panjang ceritanya.”Cowok itu berkata sambil tersenyum. Kemudian Shilla menghampiri Mereka.

“Tadi siapa yang buang sampah ke tong gue?” Tanya Shilla dengan tatapan seram

“Riko” Jawab Ozy dan Cakka berbarengan

“Jadi lo namanya Riko.” Shilla menunjuk telunjuknya ke arah Riko . ”udahan dong lo buang sampah ke tong rumah gue. Gue capek tau ngga setiap hari harus teriak-teriak sama lo.”

Ozy dan Cakka menyaksikan dengan serius. Riko terdiam sesaat memikirkan jawaban yang akan Ia katakan.

“Oke Mulai besok gue ngga akan buang sampah di tong sampah rumah lo lagi. “Bentak Riko sambil menurunkan jari telunjuk Shilla . Shilla kemudian lari meninggalkan mereka bertiga.

“Lo sih pake acara buang sampah di tong orang.” Protes Cakka.  Riko tak menghiraukan ucapan Cakka. Riko malah berjalan asyik seperti orang yang tak mempunyai rasa bersalah terhadap Shilla. Cakka dan ozy hanya geleng-geleng kepala lalu ikut berjalan menyusul Riko yang sudah berjalan agak jauh dari tempat semula.
***
Hari Sabtu di SMA negeri 717, sekolah Shilla nampak ramai. Hari ini, kepala sekolah SMA Negeri 717 mengundang semua ketua osis seluruh SMA favorite di Jakarta Timur untuk berkumpul dalam acara silahturami antar OSIS. Shilla yang sedang mengikuti kegiatan ekskul basket juga hadir dalam rangka acara silahturahmi osis.

“Shill, ikut gue deh.” Ajak Zahra yang juga satu ekskul dengan Shilla. Shilla yang baru saja duduk itu pun langsung mengelak ajakan Zahra. “Ayolah Shill. Gue mau nunjukin salah satu ketua osis. Sumpah deh Shill, Dia cakep banget.” Jelas Zahra mencoba menyakinkan Shilla. Shilla langsung semangat ketika mendengar ucapan “COWOK CAKEP”. Shilla beranjak dari tempat duduk nya dan segera melihat cowok cakep yang dimaksud Zahra.

Sampailah Shilla dan Zahra ke tempat perkumpulan ketua osis. Zahra celingukan kesana kemari mencari sosok cowok yang sudah Ia janjikan kepada Shilla.

“Mana Za ketua osis yang Lo bilang cakep itu?” Tanya Shilla penasaran. Zahra kembali menengok ke Shilla. “Tunggu” Ucap Zahra pelan.

10 menit Shilla dan Zahra berdiri disitu, tapi tak kunjung Zahra temukan Cowok itu.

“Za, ke kantin dulu yuk. Gue haus nih!” Shilla merengek-rengek kepada zahra. Zahra terdiam sejenak. Zahra menghela nafas panjang.

“Yaudah yuk.” Zahra akhirnya menyetujui ajakan Shilla. Diperjalanan menuju Kantin, Zahra memukul-mukul tangan Shilla sambil melirik ke sekumpulan Cowok yang sedang asyik berbincang-bincang.

“Shill..Shill. Itu cowok cakep yang gue maksud.” Tunjuk Zahra dengan jari telunjuknya. Mata Shilla ikut melirik arah kemana jari telunjuk Zahra menuju.

‘itu kaia gue kenal deh’ batin Shilla sambil mencoba mengingat-ngingat seorang cowok yang ikut berdiri disana. Satu persatu, cowok –cowok itu pergi. Di kantin tersisa satu cowok yang merupakan ketua osis SMA Negeri 717 dan satu cowok lagi entah itu siapa. Cowok itu lalu berputar badan. Sekarang posisinya mengarah ke arah Shilla dan Zahra. Shilla menelan ludah. Dipandanginya muka cowok itu baik-baik. Shilla lalu berteriak pelan

“Cowok tong sampah.” Teriak Shilla pelan. Zahra menengok ke Shilla. Tatapan Shilla masih menuju ke arah 2 cowok itu

“Cowok tong sampah? Maksud lo siapa Shill?” Tanya Zahra bingung. Shilla kemudian berbisik pelan ke kuping Zahra

“itu loh cowok yang pake baju basket warna merah dikombinasiin sama warna putih. Yang pernah gue ceritain sama lo”

“Oh yang sering buang sampah di tong rumah Lo itu ya.” Tebak Zahra. Shilla mengangguk. “Shill, cowok itu namanya Riko, ketua osis SMA harapan bangsa. Nah Riko juga yang gue maksud cowok cakep itu.” Zahra menjelaskan

“Jadi cowok tong sampah yang sering buang sampah di tong rumah gue itu ternyata ketua osis SMA harapan bangsa?” Ujar Shilla tak percaya. Zahra mengangguk

“Wah, beruntung banget Shill hidup Lo. Gue mau kalo setiap hari, Riko buang sampah di tong rumah gue.” Zahra menepuk pundak Shilla. Shilla langsung lari ngibrit menuju ruang kelas. Zahra akhirnya mengejar Shilla yang sudah jauh dari tempat dimana Ia berdiri.

Pulang sekolah, Shilla melewati ruang tempat berkumpulnya ketua osis. Dengan langkah sangat amat hati-hati Shilla berjalan. Berharap Riko tak melihatnya. Hampir saja Shilla lolos dari Riko tiba-tiba Shilla menabrak seseorang

“Brukk” Shilla kaget. Orang yang bertabrakan dengan Shilla pun kaget. Shilla memandang sejajar, Ia melihat orang itu memakai warna baju merah dikombinasiin putih. Shilla melihat muka cowok itu. Betapa terkejutnya Shilla saat melihatnya. Orang yang  tadi ditabraknya adalah Riko. Shilla diam sesaat. Riko pun diam sambil menatap tajam ke Shilla.

“Riko.” Ujar Shilla yang masih memandang wajah Riko. Baru saja Shilla ingin melanjutkan omongannya, Riko sudah keburu pergi. Padahal, Shilla ingin menanyakan banyak hal sama Riko. Akhir-akhir ini, Riko memang sudah tidak membuang sampah lagi di tong sampah rumah Shilla. Seperti janji Riko yang pernah diucapkan di depan Shilla. Setelah memandang Riko cukup lama, Shilla memutuskan untuk pulang. ‘percuma gue lama-lama disini’batin Shilla.
Setelah Shilla melangkahkan kakinya dan sudah tidak lagi menengok ke arahnya, Riko yang berbalik memandangi Shilla.. ‘maafin gue Shill.’ Gumam Riko.
***
Hari libur kali ini terasa sepi bagi Shilla. Mama dan Papa  melarangnya untuk tidak berpergian ke tempat wisata bersama teman-temannya. Disekitar rumahnya juga nampak sepi. Warga di komplek itu juga sedang menikmati masa liburannya bersama keluarga Mereka. Kak Rio juga tak mengasih ide yang bagus untuk liburannya kali ini. Kak Rio seperti mengiyakan perkataan Mama da Papa. Shilla benar-benar seperti di penjara. Matanya yang indah terus memandangi tong sampah yang terletak di halaman rumahnya. Ia seperti kehilangan sosok Riko yang selalu buang sampah di tong rumahnya. Riko menepati janjinya untuk tidak membuang sampah lagi ke rumah Shilla. Di dalam hati Shilla, Ia sungguh penasaran dengan diri Riko. Sebenarnya siapa sih Riko itu. Dari mukanya, Shilla pernah melihat Riko sebelumnya. Tapi dimana, entah Shilla tak bisa mengingat jauh lagi ke arah situ.
Rio menghampiri Shilla yang sedang melamun asyik di teras rumah. Rio duduk di samping Shilla. Dipandanginya wajah Shilla yang masih dengan bengongnya.

“Shilla.” Tegur Rio pada Shilla.  Shilla kemudian tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum tipis ke arah Rio. Shilla lalu kembali menatap benda itu lagi “ Lagi ngelamunin apa Shill?” Tanya Rio yang ikut memandang ke arah mata Shilla menuju.

“lagi ngelamunin seseorang Kak.” Jawab Shilla sedikit ragu menjawabnya

“Seseorang itu Siapa?” Rio kembali bertanya. Shilla menyenderkkan tubuhnya ke tembok dengan masih memandang benda tadi.

“Orang yang suka buang sampah di tong rumah Kita.” Shilla menjawab pelan. Rio tersenyum lebar mendengar jawaban Adiknya.

“Riko maksudnya.” Tebak Rio cepat. Shilla menghadap ke arah Kakaknya. Ia menatap tajam

“Kak Rio tau dari mana?” Tanya Shilla penasarn. Rio tertawa kecil mendengar pertanyaan Shilla

“ya Kak Rio taulah.” Jawab Kak Rio.  “Kamu lupa sama Riko?” Rio balik bertanya. Shilla menggeleng.

“Maksud Kakak?”.

“ambil  Foto TK Kamu di Kamar.” Suruh Rio. Shilla berdiri dari duduknya lalu bergegas menuju Kamar. Diambilnya bingkai foto yang terletak dekat foto Shilla waktu SMP. Shilla memegang bingkai itu erat. Shilla masih bingung dengan perkataan Kak Rio yang nyuruh Shilla buat ngambil bingkai foto waktu Shilla masih TK.  Shilla akhirnya sampai kembali di teras depan. Dikasihnya foto itu ke Rio. Rio menunjuk salah satu anak kecil laki-laki yang berdiri tepat di belakan Shilla. Rio memperlihatkan foto itu ke Shilla dengan posisi masih menunjuk foto itu. Shilla mengamati dengan saksama. Anak kecil itu sungguh membuat Shilla mengingat sesuatu hal.

“Gimana, Kamu ingat ngga?” Rio menatap muka Shilla yang sedang mengingat-ngingat.  “Kakak jelasin deh. Jadi Riko itu temen TK Kamu. Riko sempet nembak Kamu di rumah ini, di depan Papa, Mama dan Kak Rio. Dengan lugunya Kamu jawab gini Shill “ Riko, Kita kan masih kecil. Ngga boleh pacaran dulu. Ntar aja ya pacarannya kalo kita udah jadi anak Sma.”  Kita semua ketawa ngakak tau ngga waktu kamu bilang gitu.” Jelas Kak Rio. Shilla ketawa geli mendengar cerita Kak Rio tentang Ia waktu ditembak sama Riko. Mata Shilla berbinar

“Shilla inget Kak sekarang. Pantesan Riko sering buang sampah disini, ternyata gara-gara itu toh.” Shilla mengangguk mengerti. “Tapi Riko kayaknya marah banget sama Shilla. Riko itu kayak benci  sama Shilla” Kata Shilla berpendapat

“Riko ngga kaia gitu Shill. Riko ngelakuin itu pasti ada alasannya.” Ucap Kak Riko “Terus Kamu suka sama Riko?”Tanya Rio sambil membelai rambut Shilla yang terurai. Shilla menunduk lemah.

“Gatau Kak. Shilla juga masih bingung sama hati Shilla.” Ucap Shilla pelan.
***
Seminggu sudah Shilla menghabiskan liburannya di Rumah. Tidak ada aktifitas yang asyik selama sepekan ini. Shilla terus memohon-mohon sama Mama untuk mengizinkannya berwisata bersama teman-temannya, tapi mama Shilla tetap tidak mengizinkan. Shilla tak bisa berkutik apa-apa. Tak mungkin Ia kabur dari Rumah lewat jendela seperti kasus-kasus di tv. Shilla juga tak mau dicap jadi anak durhaka. Di rumah Shilla pun tidak dipasang Internet.  Hal ini dilakukan Mamanya untuk sedikit menghemat biaya pengeluaran.

“TOK..TOK..TOK” terdengar suara dari arah luar kamar. Shilla yang sedang asyik membaca novel itu langsung bergegas untuk membukakan pintu

“Eh Mbk Yanti. Ada apa mbk?” tanya Shilla kepada pembantu barunya.

“Di bawah ada tamu nyariin non Shilla.” Kata Mbk Yanti menjelaskan.

“Oh. Yaudah suruh tunggu aja.” Shilla kemudian menutup pintu kamarnya kembali. Ia menandai bacaan Novelnya dengan pensil supaya nanti tidak bingung mencarinya. “Siapa ya maghrib2 gini nyariin gue”.
Shilla bergegas menuju ruang tamu. Dilahatnya di kursi tamu, hanya ada Kak Rio yang sedang asyik membaca majalah. ‘Mana tamunya’ batin Shilla. Setelah sampai di ruang tamu, Shilla menyolek Kakaknya

“Kak, katanya Mbk Yanti ada tamu NYARIIN aku.” Tanya Shilla ragu-ragu

“Iya emang ada.” Kata Rio masih asyik dengan majalahnya. Rio tersenyum, Shila yang  melihat itu ikut tersenyum. “Malah senyum-senyum. Itu temuin tamunya.” Rio menunjuk ke arah luar.

“Tamunya di Luar Kak?” Tanya Shilla memastikan. Rio mengangguk. Shilla kemudian bergegas menuju teras depan. Terlihat sosok laki-laki menggenakan jaket hitam. Kepalanya ditutupi dengan jubah yang menempel di jaketnya. Shilla masih ragu-ragu unuk menyapa tamu itu.

“Uhuk..uhuk.” Shilla pura-pura batuk. Tamu itu lau membalikan badan. Dibukanya jubah itu. Shilla keget bukan main melihat sosok tamunya.

“Ri....ri...ko.” Shilla mengucapkan nama itu tidak lancar.

“hai Shill.” Sapa Riko dari jarak berjauhan dari tempat Shilla berdiri.

“Hai...” Bales Shilla. “Duduk dulu Rik.” Shilla mempersilahkan Riko duduk di kursi depan teras. Riko akhirnya duduk diikuti dengan Shilla yang duduk dengan eskpresi ragu-ragu.

“Maafin gue ya Shill soal kejadian waktu itu.” Ucap riko memulai pembicaraannya. Rio ternyata mendengar perbincangan mereka berdua. Riko yang mengetahui hal itu seketika mengatakan kepada Shilla “ Shill, kayaknya ngomongnya jangan disini deh. Gimana kalo diluar rumah itung-itung ngisi liburan juga Shill.” Ucap Riko pelan. Shilla mengangguk cepat.

“Kak Rio, Shilla mau keluar dulu ya.” Pamit Shilla kepada Rio. Papa dan Mama Shilla kebetulan sedang pergi ke suatu acara

“Iya. Riko, jaga Shilla baik-baik ya.” Pesan Rio kepada Riko. Shilla dan Riko mengangguk. Riko dan Shilla kemudian pergi .

Riko berhenti di suatu taman yang lumayan ramai. Di taman itu ternyata sedang mengadakan pasar malam. Sebelum memulai pembicaraan, Riko menawarkan minuman kepada Shilla.

“Mau minum apa Shill?” Tanya Riko perhatian. Shilla melihat ke sekeliling arah orang yang berjualan minuman. Shilla menunjuk satu penual es jus

“Gue mau minum jus apel.” Pinta Shilla. Riko kemudian bergegas pergi menuju penjual jus .
Tak berapa lama kemudian, Riko membawa pesanan Shilla. Dikasihkan jus apel itu ke Shilla.

“emm.. gue mau minta maaf soal kejadian itu.” Kata Riko mengulang ucapan yang sempat dilontarkan di rumah Shilla.

“Gue juga mau minta maaf karena udah marah-marahin Lo terus.“ Kata Shilla sambil memandang lurus kedepan. ”btw, kenapa sih Lo buang sampah ke tong Rumah Gue mulu.?”

“Duduk disitu yuk Shill. Kayaknya ngga enak banget ngobrol sambil berdiri.” Riko menunjuk ke arah kursi panjang dekat lampu-lampu. Mereka berdua akhirnya duduk. Riko lalu menjawab pertanyaan Shilla,, “Itu semua gue lakuin semata-mata cuman buat cari perhatian aja ma Lo.”Jawab Riko.

“Oh. Gue juga baru tau Loh kalo Lo itu ketua osis.” Ujar Shilla dengan nada bangga. “Tapi, kenapa Gue baru ngeliat Lo akhir-akhir ini ya?” Tanya Shilla kemudian

“Gue anak baru di SMA harapan bangsa. Kira-kira baru sekitar 8 bulanan gue sekolah disitu. Tepat banget pas Gue pindah, Sekolahan lagi ngadain pencarian ketua osis. Gue iseng-iseng aja ikut. Alhamdulilah Gue kepilih jadi ketua osis.” Jelas Riko.

“Dulu Lo tinggal dimana?” Shilla bertanya serius.

“Semarang.” Jawab Riko. Shilla membulatkan mulutnya sambil mengangguk-ngangguk. “Shill.... dulu gue kan pernah nembak Lo.”Kata Riko mangganti topik lain. “Kalo sekarang gue nembak Lo lagi, diterima ngga? Kan sekarang Kita udah SMA.”  Ucap Rio dengan serius. Shilla hanya tertegun mendengar ucapan Riko .

“Gue takut ngga bisa jadi pacar yang baik buat Lo Rik. Gue juga takut Ngga bisa sebaik almarhumah mantan Lo, si Sivia.” Shilla menunduk megatakannya

“Lo tau dari mana tentang Sivia?” Tanya Riko yang sempat kaget dengan ucapan Shilla

“Kak Rio.” Riko kembali menatap Shilla

“Sivia memang baik. Tapi sekarang Dia udah meninggal. Orang yang meninggal ngga mungkin bisa hidup lagi. BE YOUR SELF SHILL...BE YOUR SELF.” Terang Riko tegas.  .Riko memegang kedua tangan Shilla. Shilla masih saja tertunduk.

“Kalo lo terima gue, Lo tetep disini. Tapi kalo Lo ngga terima gue, Lo boleh tinggalin gue sendirian disini.” Kata Riko jantan. Shilla bingung sesaat.
Pada Akhirnya, Shilla menengok ke arah Riko. Sepertinya perasaan cinta Riko ke Shilla sangat tulus. Shilla menarik nafas dalam-dalam. Ia memejamkan mata sesaat. Mencoba menerawang jauh entah kemana. Shilla kembali membuka mata. Ekspresi Riko masih dengan tadi. Tidak berubah sama sekali.

“Riko...” Ucap Shilla. Jantung Riko mulai bergerak kencang saat Shilla mulai menyebut namanya. “Gue ngga akan ngelakuin kedua hal itu. Buat Gue, memilih cinta tidak perlu hal-hal aneh seperti itu. Tanpa Lo berkata gitu, Gue udah nerima Lo untuk jadi pacar Gue Rik.” Shilla meneteskan air mata yang sudah mengalir deras. Riko nampak gembira mendengar jawaban Shilla. Riko lalu mengusap air mata itu menggunakan saputangannya. Di usaplah air mata itu ke pipi Shilla yang lembut. Menurut Riko, Shilla sama baiknya dengan Sivia...almarhumah mantan pacar Riko. Tangisan Shilla kemudian berubah menjadi tawa kecil saat riko tertawa dihadapannya. Tempat itu seperti saksi cinta Shilla dan Riko yang baru saja terukir 3 menit yang lalu .

~THE END~

By: Eka Yuliasih 
tahun : 2010

1 komentar: